Jakarta – Semua sudut di dalam gedung itu, memiliki arti bagi kami. Buruh yang terPHK, buruh yang direpresi majikan, serikat yang diberangus, dan aneka rupa aktivitas buruh merebut ruang demokrasi terekam dengan baik di gedung itu. LBH Jakarta dan YLBHI, satu kesatuan gerak bersama dengan buruh. Di gedung itu, kami belajar untuk melepaskan nama serikat, melepaskan bendera, melepaskan perbedaan atas nama apapun, dan hanya fokus pada satu tujuan: berjuang untuk masa depan yang lebih baik.
Kemarin, aparat berseragam coklat merangsek masuk, memaksa membubarkan diskusi, menelantarkan peserta diskusi yang sebagian besar seusia dengan Bapak-Ibu kami, bahkan lebih sepuh lagi. Ini adalah pelajaran buruk yang dipertontonkan polisi pada kami; para pembayar pajak yang uangnya dipakai membayar semua seragam kalian. Peristiwa kemarin siang hingga petang, mengingatkan kami pada luka serupa ketika kawan-kawan kami dibumihanguskan di depan istana Presiden pada 30 Oktober 2015. 26 orang kemudian ditangkap dan dikriminalisasi. Harus kami katakan kembali: Jendral Tito, urusan kita belum selesai!
Kalau senjata yang kalian todongkan pada kami, kalian boleh merasa menang. Ketika pasukan ‘Turn Back Crime’ kalian kirim untuk menendangi kami, kalian boleh merasa gagah. Kalau serombongan intel melayu kalian sebar di semua tempat diskusi kami, mungkin kalian merasa hebat. Tapi, masihkan kalian merasa hebat ketika berbicara dengan kami atas nama #daulatrakyat? Kalian, adalah #BhayangkaraNegara yang mengemban amanat konstitusi untuk memajukan supremasi hukum dan supremasi masyarakat sipil, itulah kenapa kalian tak lagi menjadi bagian militer sejak Soeharto terjungkal. Tapi, watak militeristik masih kalian pertontonkan!
Jenderal Tito, atas nama amanat yang anda pegang, janji prasetyamu pada rakyat, mengemban kembali semangat pengabdian yang dulu diteladankan Hoegeng Imam Santoso –Kapolri nan bersahaja itu– maka berlakulah kstaria. Hentikan segala represi, buka ruang demokrasi, mari memajukan supremasi masyarakt sipil, menjadikan perilaku semua pasukanmu lebih bermartabat. Kalau berlaku ksatria saja tak bisa, apalagi yang akan dibanggakan sebagai seorang panglima ?
Jenderal Tito, hari ini anda punya pilihan. Dengan cara apa anda akan dikenang pada masa mendatang?
Percuma merepresi kami, percuma meneror kami, percuma memusuhi kami. Kami, tetap akan berjuang merebut ruang demokrasi.
Kami, bersama LBH Jakarta!
SERBUK Indonesia bersama LBH Jakarta
#SaveLBHJakarta
#DaruratDemokrasi
#polisirepresidemocrazy
#ShameOnYouTITO
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.