Johnson Panjaitan: Anak-anak Muda Harus Menunjukkan Sikapnya!

Hadir di tengah diskusi bertajuk “Jangan Diam, Lawan!”, sebuah disuksi yang digagas sebagai bentuk dukungan untuk Haris dan Fatia, Johnson Panjaitan memberikan beberapa pandangan kritisnya. Jhonson memberikan perhatian kepada generasi muda yang hadir dalam lingkar diskusi tersebut yang rata-rata berasal dari buruh, mahasiswa, petani, dan aktivis lingkungan. 

Bagi Johnson, perlawanan adalah sebuah keniscayaan ketika kita memiliki hati yang berpihak pada kaum papa yang terpinggirkan oleh sistem, tergusur oleh kebijakan pemerintah yang lebih mementingkan capaian-capaian semua atas nama pembangunan dan investasi. “Kalau kalian masih memiliki hati dan merawat keberpihakan, pertahankan!,” tuturnya.

Terkait dengan kasus yang dihadapi oleh Haris dan Fatia, Johnson mengatakan bahwa itu adalah konsekuensi logis atas sebuah pilihan. Pilihan untuk berpihak dan berjuang bersama rakyat yang tergusur, keberpihakan pada nilai-nilai keadilan, dan HAM, akan selalu menyisakan jalan terjal yang tidak mudah. “Haris dan Fatia memberikan teladan pada kita, bahwa ancaman dalam perjuangan mesti dihadapi dengan keteguhan dan ketegaran hati!,” tegasnya. Pada sisi lain, kasus ini juga menegaskan ke arah mana pemeritah berkiblat.

Seperti diketahui bahwa kasus yang menimpa Haris dan Fatia berawal dari unggahan video berjudul “Ada Lord Luhut di balik Relasi Ekonomi-Ops Militer Intan Jaya!! Jenderal BIN juga ada” di Youtube Haris pada Agustus tahun lalu. Unggahan tersebut berujung pada tuduhan pencemaran nama baik Luhut Binsar Panjaitan yang kemudian melaporkan ke Polda Metro Jaya dengan nomor registrasi STTLP/B/4702/IX/2021/SPKT/POLDA METRO JAYA, ter tanggal 22 September 2021. Luhut melampirkan barang bukti berupa video yang diduga diunggah oleh akun YouTube milik Haris Azhar. Pekan sebelumnya, di Pengadilan Negeri Jakarta Timur sedianya Luhut hadir memberikan kesaksian sebagai pelapor, tapi mangkir dengan alasan tugas negara ke luar negeri. Ketidakhadiran Luhut sempat memicu polemik, sebab diketahui melalui berbagai postingan di instagram bahwa pada hari yang sama Luhut berada di Istana Presiden, di Jakarta.

Diskusi yang digagas oleh SERBUK Indonesia di Karawang tersebut, dihadiri oleh anggota SERBUK dari berbagai perusahaan, Pers Mahasiswa Unsika, BEM Unsika, Sepetak, FNKSDA, LBH Cakra, Kontras, YLBHI, FSP2KI, SP KEP SPSI, FSPMI, dan elemen lainnya. Selain mendiskusikan kasus yang sedang bergulir di PN Jakarta Timur, pada akhir pertemuan juga disepakati rencana mobilisasi dukungana dari buruh dan petani yang akan hadir dalam persidangan di PN Jakarta Timur pada 8 Juni 2023. SERBUK juga merencanakan diskusi serupa di beberapa kota dengan melibatkan anggota di beberapa Komite Wilayah. (/khi).