Bertempat di Sekretariat Serikat Kerakyatan, Apolinar Tolentino selaku Koordinator Regional Asia Pasifik Building and Wood Workers International (BWI) menggelar diskusi informal mengenai situasi terkini ketenagakerjaan di berbagai sektor. Dong –demikian panggilan akrabnya—menyatakan bahwa tantangan yang tidak bisa dianggap ringan adalah adanya upaya sangat sistematis mengenai informalisasi buruh. Informalisasi buruh, bisa dikatakan cara halus yang kadang tidak disadari oleh buruh telah menjadikan mereka kehilangan masa depannya. Bisa jadi masih bekerja tapi sama sekali tanpa perlindungan. Kontrak yang berkali-kali dalam durasi pendek, subkontrak tanpa jaminan kepastian kerja. Dampak selanjutnya adalah ketiadaan jaminan kesehatan, upah dibawah ketentuan dan PHK yang sangat mudah.
BWI hadir di Karawang dalam rangka menghadiri Kongres 2 SERBUK. Dalam Kongres ini, SERBUK akan menegaskan keputusan berafiliasi dengan BWI sebagai salah satu Federasi Serikat Buruh Global. Riki Hermawan, disela diskusi menyatakan bahwa SERBUK, sebagai federasi yang aktif melakan pengorganisasian sektor konstruksi merasa penting menegaskan pilihannya untuk bergabung dengan federasi global dalam upayanya untuk meningkatkan posisi tawarnya. Keanggota yang multi sektor diharapkan akan memberikan manfaat bagi anggota yang lain, misalnya saja dalam advokasi dan kampanye internasional.
Amar, buruh yang bekerja di pabrik semen yang sahamnya dikuasai oleh perusahaan multinasional Siam Cement Group membeberkan pengalamannya mengenai kondisi kerjanya yang buruh. Kanti dipekerjakan dengan status subkontrak. Kondisi kami lemah, dihalangi ketika akan membentuk serikat dan kesulitan memperjuangkan tempat kerja yang layak. Apa yang disampaikan BWI sangat relevan dengan kami. Kami berharap, keputusan SERBUK bergabung dengan BWI m,enguatkan perjuangan kami melawan kondisi kerja yang buruk ini.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.