Seminar Nasional “Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah HAK ASASI MANUSIA” dan Deklarasi Serikat Buruh Konstruksi Indonesia (SBKI)

 


Yogyakarta. Jumat, 10 Maret 2017. Dalam rangka menyambut hari pekerja sosial sedunia. Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial (IKS) Fak. Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN SUKA) Yogyakarta yang bekerjasama dengan Federasi Serikat Buruh Kerakyatan Indonesia (F. SERBUK Indonesia) mengadakan acara seminar bertaraf nasional, dengan tema “Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah HAK ASASI MANUSIA”.

Sebagai moderator, Wirdan Fauzi dari LBH Jakarta memimpin acara yang bertempat di Conventional Hall lt.1 UIN SUKA. Bertindak sebagai Pembicara, ada dari Pengawas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY, Subono (Sekjend F. SERBUK Indonesia), dan M. Darisman (Konsultan dan Pratiksi K3 dari Local Initiative on OSH Network Indonesia “LION Indonesia”). Turut hadir pula Ester, Ketua Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI DPD DIY) yang memberi sambutan diawal acara seminar ini. Dalam sambutannya, ia mengatakan bahwa “pekerja sosial professional yang bekerja diranah industri harus memperhatikan K3 para pekerja, karena unsur K3 ini sangat menunjang terciptanya kesejahteraan bagi para pekerja”. Nurjannah, selaku Dekan Fak. Dakwah dan Komunikasi UIN SUKA juga memberi sambutannya di acara ini, dan juga bertindak sebagai pembuka acara seminar nasional K3.”UIN SUKA sangat welcome menyambut para buruh-buruh yang datang di acara seminar ini, harapannya kedepan para civitas akademik di UIN SUKA bergerak bersama para buruh untuk mewujudkan terciptanya kesejahteraan bagi para buruh.” Tuturnya sebelum membuka acara seminar.

Pemateri yang pertama menyampaikan materinya ialah dari Pengawas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY. Ia menyampaikan apa itu Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan ia juga menyayangkan jumlah pengawas perusahaan di DIY yang sangat minim, khususnya pengawasan dibidang K3. Selanjutnya Subuno selaku Sekjend F. SERBUK Indonesia, ia mengungkapkan banyak kasus kecelakaan kerja yang dialami para anggota serikat buruh, baik itu kecelakaan yang dialami saat si buruh bekerja, maupun penyakit yang buruh alami akibat bekerja di pabrik. Tidak ketinggalan Darisman sebagai konsultan dan praktisi di bidang K3, ia memaparkan beberapa data dan fakta K3 di Indonesia yang menurutnya sangat tragis sekali. “data BPJS pada tahun 2015 jumlah pekerja yang meninggal sebanyak 2.375 orang, dan ditahun 2016 sebanyak 2.382 orang.” Ungkapnya dengan nada miris.

Dalam acara seminar ini juga menyuguhkan testimoni dari beberapa buruh. Salah satunya adalah Siti (mantan buruh yang pernah bekerja di pabrik asbes selama 23 tahun), ia menceritakan dari awal hingga pada akhirnya ia mengidap penyakit Asbestosis (Penyakit paru-paru) hasil dari selama sekian tahun ia terpapar debu asbestos di tempat kerjanya. “dari awal perusahaan tidak menyampaikan bahaya dari bahan baku yang dipakai untuk membuat asbes, hingga pada sepuluh tahun saya bekerja di pabrik dan diajak Pak Darisman untuk melakukan pemerikasaan di rumah sakit, hasilnya adalah saya POSITIF terkena ASBESTOSIS” ungkapnya. Dan hingga saat ini ia masih sering merasakan nyeri pada bagian dadanya karena ia masih mengidap Asbestosis, penyakit akibat kerja (PAK) yang ia dapat setelah sekian tahun bekerja di pabrik asbes.

Acara seminar yang pada awalnya diprediksi hanya ada sekitar 300-an peserta, membludak hingga nyaris 400-an peserta. Karena acara seminar ini tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa yang sedang menempuh studi di Yogyakarta, acara ini juga dihadiri oleh para anggota serikat buruh dari daerah Klaten, Solo, Sragen, Boyolali, Semarang, Sukoharjo, Banyumas, Purbalingga, Purwokerto, dan yang paling jauh adalah para buruh yang hadir dari Karawang (Jawa Barat).  “seminar nasional yang sangarr, karena pesertanya tidak hanya mahasiswa saja. tetapi para buruh yang jauh-jauh datang ke UIN untuk mengikuti acara ini.” ungkap Ardan, salah satu peserta dari mahasiswa prodi IKS.

Seminar yang diawali dengan penampilan musik oleh Nyonyor Numpang Tenar (NNT) inipun ditutup dengan penampilan musik solo dari Ridlo Sorak (P3S), yang sebelumnya telah diadakan deklarasi dari kawan-kawan Serikat Buruh Konstruksi Indonesia (SBKI) yang dikomandani oleh Bapak Slamet selaku ketua umum SBKI.

(jarpo)