MOGOK KERJA 9 SBA SERBUK DI PLTU GUNUNG RAJA SUMATERA SELATAN : “KAMI TIDAK RASIS, TETAPI MELAWAN DISKRIMINASI!”

 


Mogok kerja yang akan dilaksanakan di PLTU Gunung Raja mulai 19 Juli 2017, selain menuntut pelaksanaan hak-hak normatif seperti PKWTT, Upah Lembur, Fasilitas K3 juga dimaksudkan untuk mendesak agar perusahaan menghentikan segala bentuk diskriminasi yang selama ini terjadi di tempat kerja.

PLTU Gunung Raja, merupakan perusahaan investasi dari China, maka didalamnya juga banyak mempekerjakan Tenaga Kerja Asing dari negara tersebut. “Mereka bekerja di perusahaan, sebagai konsekuensi karena investasi negaratersebut di perusahaan ini,” jelas Eddrillius Eyik salah satu ketua Serikat di Gunung Raja. Penempatan Tenaga kerja asing, sebenarnya wajar dan sah saja menurut ketentuan undang-undang. Tetapi di Gunung Raja kondisinya berbeda.

Subono Bono, Ketua Umum Federasi SERBUK Indonesia memberikan beberapa perbandingan mengenai kondisi kerja yang berbeda, antara lain :

1. Tenaga kerja Asing bekerja sebagai operator alat-alat produksi, padahal sebenarnya pekerjaan itu bisa dikerjakan oleh pekerja Indonesia. Selama ini, pekerja Indonesia hanya bertindak sebagai asisten atau helper saja.

2. Tenaga Kerja Asing seolah kebal hukum. Ketika mereka melakukan pelanggaran indisipliner seperti tidur di tempat kerja tidak mendapatkan sanksi, tetapi bila pekerja Indonesia yang melakukan lebih mudah diberikan sanksi.

3. Pekerja Indonesia diwajibkan bekerja di area berbahaya tetapi tidak diberikan alat keselamatana kerja yang memadai.

4. Upah, fasilitas kerja dan berbagai kemudahan yang diterima oleh Tenaga Kerja Asing lebih bagus. Bahkan mereka mendapatkan mess untuk tinggal, sementara pekerja Indonesia tidak mendapatkannya.

5. Arogansi tenaga Kerja Asing sering terjadi. Mereka tidak bisa berbahasa Indonesia dan dalam memberikan instruksi menggunakan interpreter / penerjemah sehingga serinag terjadi kesalahan di lapangan. Ketika terjadi kesalahan, sudah tentu pekerja Indonesia yang akan menerima dampaknya.

Berkaitan dengan hal tersebut, Faried Moechammad selaku Sekretaris SERBUK Sumatera Selatan menegaskan bahwa dirinya dan semua anggota SERBUK di PLTU Gunung Raja bertekad melawan diskriminasi tersebut. “Tuntutan utama pemogokan adalah penghapusan diskriminasi. Kami, terus menerus mengedukasi anggota untuk memahami dan menempatkan permasalahan secara tepat agar tidak terjebak pada tindakan rasisme. SERBUK menegaskan sikap melawan diskriminasi dan tidak mentolerir perbuatan yang menjurus pada rasisme,” tegas Farid.