Buruh D.I. Yogyakarta Menuntut Upah Minimum Sektoral!

 


Yogyakarta – Federasi Serikat Pekerja Mandiri (FSPM) sebagai representasi dari seluruh pekerja hotel dan restoran di Daerah Istimewa Yogyakarta bersama dengan SERBUK Indonesia melakukan aksi demonstrasi di depan gedung Kepatihan atau Gubernuran DIY (24/1).

Aksi ini menuntut kepada Gubernur untuk menerapkan upah minimal sektoral (UMSK). “Lagi-lagi kami harus turun ke jalan untuk memperjuangkan kesejahteraan. Kami menuntut kepada pemerintah provinsi Yogyakarta untuk segera menetapkan UMSK sebagai skala upah di Yogyakarta,” tegas koordinator aksi, Ali Prasetyo.

D.I. Yogyakarta merupakan daerah dengan upah minimum provinsi (UMP) paling rendah di Indonesia. Buruh di Jogja terpaksa harus hidup dengan upah kurang dari 2 juta rupiah per bulan.

UMSK menjadi harapan besar bagi para buruh di sektor-sektor unggulan di Yogyakarta. Utamanya untuk sektor pariwisata, mengingat Yogyakarta merupakan Daerah tujuan wisata nomor 2 setelah Pulau Dewata atau Bali.

Menerapkan UMSK adalah salah satu bentuk perhatian pemerintah D.I. Yogyakarta terhadap kesejahteraan para buruh. “Untuk meningkatkan kesejahteraan buruh, Gubernur sebenarnya bisa melakukan pengecualian untuk menaikkan prosentase kenaikan upah minimum tidak berdasarkan PP Nomor 78 Tahun 2015,” ungkap Ali.


Lebih lanjut lagi, Ali menjelaskan bahwa hampir semua kota-kota besar di Indonesia yang menjadi tujuan wisata telah menerapkan UMSK. “Jakarta skala upah pekerja Hotel 5% dari UMP. Surabaya bahkan sampai 9% lebih tinggi dari UMK. Bandung juga UMSK untuk pekerja hotel 5% di atas UMK. Tetapi Jogja sebagai salah satu tujuan wisata favorit belum juga menetapkan UMSK,” jelas Ali.

SERBUK Indonesia yang juga terlibat dalam aksi ini menampilkan sebuah aksi teatrikal yang merepresentasikan kesengsaraan kehidupan para buruh di D.I. Yogyakarta. “Inilah kehidupan Buruh di Jogja! Upah Murah, Kerja Susah, Perlindungan Buruh Lemah, Tak Mampu membeli Rumah, dan lain sebagainya,” orasi Husein Maulana, perwakilan SERBUK Indonesia.


Di akhir aksi teatrikal, Husein mengintruksikan kepada seluruh massa untuk membantu melepaskan tali yang membelenggu tiga orang buruh dari beban kesengsaraan. “Mari kita bersatu dan bersama-sama melepaskan belenggu kesengsaraan yang menimpa kawan-kawan kita,” kata Husein.