Perlawanan SERBUK PT Fujiseat Indonesia

 

Sesudah Kontras melaporkan penembakan ke Propam, beberapa polisi silih berganti menghubungi Riki. Mereka meminta pertemuan untuk melakukan klarifikasi. Semua permintaan itu kami abaikan. Kami yakin, permintaan itu pasti berhubungan dengan perkembangan kasus yang kami laporkan. Di saat bersamaan TABUR berhasil menekan Ketua DPRD Karawang untuk memanggil pimpinan dan manajemen perusahaan agar hadir dalam rapat kerja.

Setiyadi, salah satu korban penembakan mendesak DPRD Karawang membentuk Pansus untuk menginvestigasi insiden penembakan tersebut. Lebih jauh, ini bukan persoalan buruh Fujiseat semata, Karawang adalah kota industri dengan eskalasi aksi yang semakin memanas, harus dipastikan polisi berlaku profesional di lapangan, agar tidak ada lagi represi terhadap aksi-aksi buruh.

Selanjutnya TABUR terus menggalang aksi solidaritas di berbagai kota. Dari beberapa kawan di Surabaya, Jakarta, Makasar, dan Semarang kami mendapatkan kabar solidaritas. Mereka melakukan aksi-aksi di depan dealer Daihatsu. Bagi kami, kampanye yang meluas akan menjadi amunisi baru sesudah aksi kami di pabrik direpresi polisi. Aksi-aksi ini membuat Daihatsu naik pitam. Mereka berkilah tidak ada sangkut pautnya dengan masalah dan tuntutan yang kami perjuangkan. Tapi apa peduli kami, kecuali satu, genderang sudah ditabuh, pantang untuk surut ke belakang.

(Dipetik dari kisah perlawanan SERBUK PT Fujiseat Indonesia, Buku BERLAWAN)