Lelaki yang Bernama Rasul

Oleh: Hepi Nur Widiamoko*

Rasul, tahun ini usianya 51 tahun. Ia adalah salah satu pemimpin di SERBUK PLTU Sumsel 1. Pada umumnya, di usia paruh baya seseorang mulai kendor semangatnya, dengan berbagai alasan yang tidak ingin diperdebatkan. Namun, pak Rasul memilih jalan lain dibanding sebayanya. Dia secara sadar mendaftar sebagai peserta pelatihan Bapor yang diselenggarakan oleh Komite Wilayah Sumatera Selatan SERBUK Indonesia. 

Sedikit tentang Bapor, mereka adalah barisan terdepan pembela organisasi. Mereka adalah tameng penjaga dari ancaman maupun intimidasi. Dan lebih dari itu semua, Bapor menjadi kawah candradimuka calon pemimpin organisasi SERBUK Indonesia. 

Pak Rasul adalah peserta tertua dalam pelatihan itu. Namun, semangatnya tidak kalah dari yang muda-muda. Bosan terus-terusan dibohongi oleh manajemen adalah alasan terkuat dirinya bergabung di dalam pelatihan ini. Ia mendengar kabar bahwa pelatihan Bapor ini selain peserta ditempa secara fisik dan mental, mereka juga diberikan bekal ilmu advokasi. Poin terakhir itulah bekal yang sangat ia harapkan untuk bernegosiasi dengan manajemen, karena ia merasa selama ini dizolimi terkait besaran upah. 

Meski sempat terkapar karena serangan asam lambung setelah intensitas pelatihan gang spartan, seperti para peserta yang lain, dan rata-rata jauh lebih muda dari dirinya, pak Rasul berhasil menyelesaikan semua tahapan pendidikan Bapor yang telah direncanakan oleh panitia. Slayer yang membungkus kepalanya adalah bukti bahwa ia lulus dari pelatihan ini. Tubuhnya basah oleh peluh, senyum mengembang di wajahnya. 

“Saya ingin memberi contoh bagi anggota yang muda-muda, agar lebih semangat lagi berorganisasi, berjuang untuk perbaikan penghidupan.” Tuturnya di sesi terakhir pendidikan.

Seperti namanya, Rasul, tanpa bermaksud melebih-lebihkan, ia adalah penyampai pesan bagi teman-temannya, buruh konstruksi pembangunan PLTU Sumsel 1, bahwa kezoliman dan kesewang-wenangan kepada pekerja harus dilawan sekuat-sekuatnya, tanpa kenal batasan usia. Tabik.


*Penulis adalah Wakil Bendahara SERBUK Indonesia