Konsolidasi SPPMB Kuatkan Barisan dengan Afiliasi ke Federasi SERBUK

Magelang – Hari ini, Jumat (15/7) Serikat Pekerja Pembaca Meter Borobudur (SPPMB) mengadakan pertemuan rutin dalam rangka silaturahmi dan penguatan anggota serikat. Pertemuan yang diadakan di Sekretariatan SPPMB, Sedayu Muntilan dihadiri setidaknya separo lebih dari anggota serikat. 

Pertemuan yang berlangsung lebih kurang 3 jam ini, membahas berbagai hal berkaitan dengan pekerja. Arisan menjadi agenda awal yang dibahas dan disepakati oleh para anggota yang hadir. Mungkin bagi sebagian besar orang mendengar kegiatan ini sebagai agenda yang biasa saja, namun bagi anggota SPPMB, arisan ini adalah agenda konsolidasi untuk memperkuat solidaritas. Dari agenda ini anggota berlatih untuk disiplin mengelola keuangan dan administrasi, kunjungan rutin ke rumah-rumah anggota karena arisan ini akan diadakan di tempat anggota secara bergiliran, serta menjadi agenda rutin untk mengupdate kondisi-kondisi pekerja, problematikanya, dan cara menghadapinya. 

Selain agenda arisan, dalam pertemuan ini juga membahas perkembangan kondisi para pekerja. Para pekerja ini mengalami pemotongan upah yang dilakukan oleh perusahaan dengan alasan untuk membayar bunga bank dan pembayaran PPH, padahal upah yang diterima pekerja semestinya tidak bisa di potong untuk alasan PPH. PPH hanya dikenakan bagi pekerja dengan penghasilan lebih dari 60 juta per tahun sementara upah yang diterima sangat jauh di bawah 5 juta per bulannya.

Tak seperti biasanya, pertemuan rutin bulanan kali ini, juga membahas hal yang berbeda, tentang keputusan SPPMB secara resmi bergabung menjadi anggota Federasi SERBUK Indonesia.

Dalam sambutannya, Septian Andri Tifani selaku Ketua SPPMB menyampaikan perjuangan panjang para pekerja dulu memulai berserikat. Meskipun tidak mudah, kemudian para pekerja mulai dikumpulkan untuk bertukar pengalaman. Belajar memahami siapa pekerja dan mulai kritis untuk menganalisis persoalan-persoalan yang dialami para pembaca meter. Mulai dari status kerja yang tidak pasti hingga upah yang kecil ditambah pemotongan-pemotongan “liar” yang dilakukan perusahaan. Sampai pada akhirnya para pekerja ini berserikat dan mengukuhkan dirinya menjadi SPPMB. “Serikat menjadi jalan untuk kita berjuang. Sebab jika kita berjuang sendiri-sendiri, perjuangan ini tidak akan kuat dan panjang. Hari ini kita bersama-sama untuk berani bersuara, berani mengadvokasi diri, berani membetulkan praktek-praktek salah yang dilakukan perusahaan, tujuannya bukan hanya untuk kita namun juga keberlangsungan generasi kita kelak. Agar perusahaan tidak terbiasa mengambil hak-hak pekerja,” ungkap Andri sapaan akrabnya.

Upaya membangun kembali semangat dan perjuangan pekerja selangkah lebih maju. SPPMB kemudian mengambil keputusan bergabung dengan Federasi SERBUK Indonesia. “Bergabungnya SPPMB dalam Federasi SERBUK Indonesia, supaya perjuangan ini semakin kuat, kawan kita bertambah di dalam naungan SERBUK Indonesia, solidaritas pun bertambah. Sehingga kita semakin yakin dalam berjuang,” lanjutnya. 

SPPMB secara organisasi juga berharap SERBUK Indonesia akan bersama-sama menguatkan perjuangan para anggota serikat, baik melalui pendidikan-pendidikan maupun advokasi bersama.

Britha Mahanani selaku Komite Eksekutif SERBUK Indonesia menyambut baik keputusan SPPMB bergabung menjadi bagian SERBUK Indonesia. "Perjuangan serikat itu tidak bisa dititipkan, perjuangan ini tidak bisa dititipkan pada pengurus serikat maupun pengurus federasi. Perjuangan ini adalah tanggungjawab dari seluruh anggota, anggotalah yang menentukan. Maka konsolidasi, perkuat anggota, dan partisipasi anggota dalam berjuang menjadi sangat penting. Dalam wadah besar SERBUK Indonesia inilah kita akan sama-sama berjuang untuk kesejahteraan pekerja dan kondisi kerja yang lebih baik,” tutur Britha.