Judas And the Black Messiah: Dari Isu Rasisme ke Perjuangan Klas

Oleh: Wahyu Nur Huda*

Film yang buruk, mengantarkan tidurmu. Film yang baik, melakukan sebaliknya. Film Judas And the Black Messiah barangkali termasuk yang kedua. 

Film yang disutradarai oleh Shaka King ini dirilis pada 12 Februari 2021. Melihat judulnya saja, kita seperti diingatkan pada kisah pengkhianatan Judas terhadap Yesus. Pemilihan judul tersebut memang bukan tanpa alasan, ia memang berangkat dari saduran kisah penghianatan yang dilakukan oleh Judas. Sehingga penceritaan film ini selain berfokus pada perjuangan kulit hitam, juga menyorot kisah penghianatan tokoh bernama William O’Neal yang kemudian menjadi milestone konflik di awal cerita.

Cerita bermula ketika William O’Neal atau yang akrab disapa Bill ditangkap polisi karena kasus pencurian mobil. Tokoh Roy Mitchel yang berperan sebagai agen FBI menawarkan kebebasan dengan syarat Bill harus bekerjasama dengan mereka sebagai mata-mata di organisasi Black Panther yang di mana Bill juga merupakan anggota dari organisasi ini. Dalam film ini Black Panther digambarkan sebagai organisasi kulit hitam dengan pergerakan yang cukup massif. Di bawah pimpinan seorang tokoh bernama Fred Hampton, aktifitas organisasi Black Panther banyak menolong orang-orang kulit hitam. Seperti messiah, mereka meyediakan makanan dan layanan kesehatan bagi yang membutuhkan, memerangi kebrutalan polisi, dan membuka sekolah. Sayangnya, dengan sedikit spoiler, pada akhir cerita Fred Hampton meregang nyawa akibat serangan kepolisian Chicago di umur yang masih cukup muda, yakni 21 tahun. Insiden ini tentu saja tidak lepas dari penghianatan yang dilakukan oleh William O’Neal.

Film besutan Shaka King ini berangkat dari biografi singkat seorang revolusioner bernama Fred Hampton, seorang aktivis partai black panther dan sosialis revolusioner asal Amerika Serikat. Saat berusia 20 tahun, Fred menjadi seorang yang cukup berpengaruh di Chicago, khususnya di organisasi Black Panther tempat ia dipilih sebagai Ketua Cabang Illinois dan wakil ketua partai black panther nasional. Fred merupakan orator ulung, penuh semangat, dan mengakar erat dengan massa. Pada masa jabatannya, ia mendirikan Rainbow Coalition, sebuah aliansi yang mewadahi gerakan perlawanan kelompok marjinal meliputi Black Panthers, Young Patriots, Young Lords dan sebuah aliansi geng jalanan di Chicago untuk mengakhiri pertikaian antar geng dan bekerja untuk melakukan perubahan sosial.

Fred Hampton juga orator ulung dengan kalimat-kalimat yang menggetarkan. Pada suatu waktu, ia berujar, “kita harus menghadapi sejumlah fakta bahwa rakyat itu miskin, dan rakyat datang dari apa yang kau sebut klas bawah, dan ketika saya berbicara mengenai rakyat, saya berbicara mengenai rakyat kulit putih, saya berbicara mengenai rakyat kulit hitam, dan rakyat kulit coklat, dan rakyat kulit kuning juga. Kita harus menghadapi fakta bahwa ada beberapa orang yang mengatakan bahwa api harus dilawan dengan api, tetapi kami mengatakan, kita padamkan api dengan air. Kami katakan, kita tidak melawan rasisme dengan rasisme. Kita melawan rasisme dengan solidaritas. Kami katakan, kami tidak melawan kapitalisme dengan kapitalisme; kita lawan kapitalisme dengan sosialisme.” Kelak, kalimat panjang ini terus hidup bersama orang-orang yang berjuang bersama Fred, bahkan setelah puluhan tahun setelah ia meninggal. 

Black Panther didirikan oleh Huey P. Newton dan Bobby Seale pada tahun 1966 di Oakland. Tujuan awal partai ini adalah untuk melindungi penduduk kulit hitam dari tindakan brutal yang dilakukan oleh polisi. Kemudian, Black Panther berkembang menjadi kelompok revolusioner marxis.

Kisah perjuangan Fred Hampton menjadi menarik ketika perjuangannya kemudian menjadi lebih universal. Perjuangan yang tidak memandang ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang sosial budaya apa pun. Bahwa memperjuangkan keadilan untuk siapa saja yang mengalami ketidakadilan dan memperjuangkan kebebasan untuk siap saja yang mengalami diskriminasi adalah keharusan. Panjang umur kebebasan!


*) Penulis adalah Pengurus SBKI Magelang dan Organiser SERBUK Indonesia