Hari Perempuan

Puluhan ribu tahun silam. Perempuan-perempuan meramu makanan, menemukan api, dan menjaga rumah-rumah dan penghidupan tetap berdiri. 

Ribuan tahun yang lalu. Sistem keluarga yang usang memberlakukan penemu api itu pada tempat yang menyesakkan. Seruan ironi yang masih sering terdengar 'dapur, sumur, dan kasur' menusuk-nusuk telinga. 

Seratusan tahun silam. Tepatnya pada 1909, 1917, dan 1977 menjadi babak penting. Tahun yang pertama menjadi peringatan pemogokan pekerja perempuan pabrik garmen di Amerika Serikat. Tahun kedua menandai kebangkitan revolusi pekerja perempuan pada pembentukan Uni Soviet. Dan tahun yang terakhir menjadi sikap Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengesahkannya untuk dunia. 

"Tidak ada kemerdekaan tanpa pembebasan perempuan."

Rasanya ini akan terus relevan. Mengingat di sekitar kita, perempuan-perempuan senantiasa menghadapi belenggu penindasan, kekerasan, dan pelecehan. Kemanusiaan tidak bisa diam berpangku tangan melihat itu. 

Maka, setiap tanggal 8 Maret hari perempuan selalu ditegakkan. Bukan untuk sekadar perayaan. Mengingat jauh di masa silam, setiap manusia hanya bisa bebas, merdeka, berkembang, dan kreatif hanya ketika ruang hidupnya tidak dipenjara, ketika mode produksinya tidak dieksploitasi, dan stigma serta konstruksi sosialnya tidak dikerdilkan. 

Panjang umur perjuangan perempuan! 
Untuk aku, kami, kita, dan kalian! (mh)