Ikuti kami di Instagram         Tetap Terhubung
Postingan

Indonesia Darurat Bencana yang Diakibatkan oleh Asbes

Jakarta, Selasa (8/7) — Suasana serius menyelimuti Aula Universitas BINAWAN ketika puluhan peserta dari berbagai organisasi, lembaga, serikat pekerja, akademisi, dan mahasiswa duduk bersama dalam acara bertajuk “Koordinasi Perlindungan Masyarakat dari Pajanan Asbes.” Acara ini bukan sekadar diskusi ilmiah, tapi merupakan panggilan darurat untuk menyadarkan publik akan ancaman mematikan yang selama ini tersembunyi di balik material bangunan yang akrab di kehidupan sehari-hari: asbes.

Diprakarsai oleh kolaborasi antara INA-BAN, APHEDA, LION Indonesia, dan Universitas BINAWAN, acara ini mengangkat persoalan besar yang selama ini kurang mendapat perhatian serius: Indonesia saat ini berada di peringkat ke-4 dunia dalam jumlah bencana akibat asbes.

Pernyataan ini datang dari Dr. Anna Suraya, seorang dokter dan dosen di Universitas BINAWAN, yang membuka pertemuan dengan paparan mengejutkan. Ia menyampaikan bahwa berbagai bencana alam seperti gempa bumi dan kebakaran telah menyebabkan pecahnya atap gelombang berbahan asbes, yang kemudian melepaskan debu mikroskopis ke udara. Debu inilah yang menjadi senyawa mematikan. "Pajanan asbes dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru hingga tiga kali lipat," tegasnya. Pernyataan tersebut membuat suasana ruangan seketika hening, meninggalkan rasa gentar di benak para peserta.



Ancaman ini tidak hanya bersifat lokal. Phillip Hazelton dari APHEDA organisasi asal Australia yang selama dua dekade telah berjuang menghapus penggunaan asbes menambahkan perspektif global. “Australia sudah melarang penggunaan asbes sejak 20 tahun lalu, namun setiap tahunnya masih tercatat sekitar 400 kematian akibat paparan residu asbes di masa lalu,” ungkapnya. Angka ini menjadi cerminan nyata betapa laten dan lamanya efek asbes terhadap tubuh manusia.

Jika Australia yang telah melarang asbes pun masih bergulat dengan dampaknya, bagaimana dengan Indonesia yang hingga kini masih membiarkan asbes digunakan secara luas dalam industri bangunan dan manufaktur?

Salah satu momen yang paling menggetarkan dalam acara ini adalah ketika fakta-fakta tersebut dibuka secara terang-terangan di hadapan mahasiswa dan aktivis serikat pekerja. Banyak dari mereka yang tampak terdiam, menghela napas panjang. Bukan karena tidak tahu, tetapi karena baru kali ini kesadaran itu menghantam secara kolektif: kita sedang berjalan menuju krisis kesehatan publik yang masif, namun diam-diam.

Asbes bukan hanya persoalan material bangunan, melainkan tentang keadilan lingkungan, kesehatan publik, dan hak hidup yang aman bagi generasi masa depan. Pertemuan ini menegaskan bahwa sudah saatnya Indonesia menyatakan keadaan darurat bencana akibat asbes dan segera mengambil langkah konkret: melarang penggunaannya, membersihkan lingkungan dari sisa-sisa paparan, serta memberikan perlindungan maksimal kepada pekerja dan masyarakat yang selama ini menjadi korban diam-diam.

Kini, bola panas berada di tangan para pembuat kebijakan. Akankah mereka terus membiarkan ancaman ini bersembunyi di balik atap-atap rumah rakyat, atau justru bertindak sebelum semuanya terlambat?

---

Catatan: Asbes adalah material bangunan yang bersifat karsinogenik. Pajanan terhadap partikel asbes, terutama dalam jangka panjang, dapat menyebabkan berbagai penyakit serius seperti asbestosis, mesothelioma, dan kanker paru-paru.
Serbuk adalah serikat buruh yang di dirikan pada 11 Desember 2013.

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.