Pengalaman Mengikuti Pelatihan BAPOR

 

Budi mengikuti Pelatihan BAPOR KPBI di Cibatok, Gunung Salak, Jawa Barat

Diawal Bulan Tujuh Tahun 2018, saya mendapatkan kabar bahwa akan ada pendidikan Barisan Pelopor ( BAPOR) yang diselenggarakan oleh kawan-kawan dari Federasi FPBI. Pendidikan godam tersebut mengundang dari berbagai perwakilan serikat buruh yang tergabung dalam KPBI, seperti SERBUK Indonesia, FBTPI, dan FSP2KI.

Tidak lama kemudian pada Tanggal 4 Agustus 2018, KPBI Sumatera Selatan pun mengeluarkan surat tugas, di dalam surat tugas tersebut terselip lah nama saya untuk mewakili dari serikat PT. TOPKEY yang tergabung di Federasi SERBUK Indonesia. Tidak banyak berfikir Aku pun langsung mengirimkan surat tugas tersebut ke pihak manajemen PT TOPKEY GUNUNG RAJA.

Selang tiga hari saya juga langsung membuat surat izin untuk meninggalkan pekerjaan, karena akan mengikuti pelatihan tersebut. Namun pihak manajemen membalas dengan surat penolakan bahwa saya tidak dibolehkan mengikuti pelatihan tersebut dengan alasan sedang ada perbaikan di mikancau (tempat pemanasan batubara) yaitu penggantian pipa saluran asap.

Mengetahui hal seperti itu, saya dan kawan-kawan pengurus serikat SBA PT. Topkey Gunung Raja berkumpul untuk menanyakan kepada pihak manajemen. Mengapa pihak perusahaan tidak mengijinkan saya untuk mengikuti pelatihan BAPOR tersebut. Setelah bertemu dan berunding dengan pihak perusahaan, hasil yang Kita dapat kurang memuaskan karena pihak perusahaan hanya memberikan izin untuk saya hanya 3 hari saja.

Berbeda dengan surat izin yang saya layangkan ke perusahaan beserta surat tugas dari dari KPBI Sumsel yang menugaskan saya dari Tanggal 15-22. Karena pihak kita KPBI Sumsel sudah mempertimbang tempat pendidikan yang jauh yaitu di Cibatok (Jawa Barat) yang harus memakan waktu yang cukup lama untuk perjalanan pergi dan pulang. Namun tetap saja pihak manajemen tidak memberikan tambahan hari ijin untuk saya, dengan alasan yang masih sama dengan sebelumnya.Padahal pada saat itu saya tidak dilibatkan dalam perbaikan. Dengan tekat yang kuat, saya tetap bersi keras ikut pelatihan BAPOR tersebut.

Budi Yansah, SBA SERBUK Indonesia PT. Topkey

Pada Tanggal 15 Juli 2018, saya berangkat dari rumah diantarkan oleh sang istri ke Tebat Agung, tempat dimana nanti kawan-kawan lain berkumpul dan berangkat bersama-sama ke pelabuhan. Tidak banyak jumlah uang saku yang saya bawa hanya sekitar 750-an ribu, itu saja saya dapat dari uang kas serikat SPSPT Topkey Gunung Raja. Belum nanti untuk membayar uang sewa mobil sebesar 500ribu yang mengantarkan saya dan kawan-kawan dari Prabumulih sampai dengan Gedung Juang dekat dengan stasiun Tambun. Berarti hanya sisa sekitar 250-an ribu jadi uang saku tersisa untuk saya beli makan dan membeli lain-lainnya selama perjalanan pulang dan pergi.

Hampir 2 jam Kita menunggu mobil jemputan datang. Kita pun berangkat dari Tebat Agung, diperjalanan sedikit terganggu macet dikarenakan jalan digunakan untuk pawai antar kecamatan dalam rangka menyambut hari Kemerdekaan Republik Indonesia akhirnya kita terlambat sekitar 3 jam dari perkiraan kita untuk sampai ke pelabuhan Merak.

Dengan rasa sabar Pak sopir mengantrikan mobilnya untuk masuk ke kapal. Setelah mobil masuk ke dalam kapal dan di parkir, Pak sopir menyuruh semua penumpang untuk keluar dari mobil agar naik ke lantai atas untuk tempat para penumpang istirahat. Perjalanan air yang kita tempuh sekitar kurang lebih 3 jam. Kita sampai di Dermaga Bakahuni. Kita disuruh oleh awak kapal untuk kemabali masuk ke dalam mobil yang kita tumpangi tadi. Dengan bercanda, awak kapal menyerukan jangan sampai salah masuk mobil. Lalu antri setengah jam lagi untuk mobil Kita keluar dari kapal.

Sedikit kurang percaya kalau saya sudah berada di tanah Jawa dan menginjakan tanah jauh dari tempat tinggal saya di Sumatera. Tapi tidak sampai di situ perjalanan masih panjang, kita harus menempuh perjalanan darat sekitar 5 jam lagi untuk sampai di Gedung Juang. Pada pukul jam 2 siang Kita akhirnya sampai di Gedung Juang.

Kedatangan Kita langsung disambut oleh kawan-kawan FBTPI dengan senyuman dan perlakuan yang hangat. Saya dengan kawan-kawan diarahkan untuk menuju Sekertariat FPBI yang berada di dekat stasiun Tambun, Bekasi. Sesampainya di sekretariat Kita dipersilahkan untuk istirahat.

Kita pun beristirahat untuk menyiapkan mental dan tenaga. Kita akan berangkat ke Gunung Salak di daerah Bogor jam 10 malam untuk menjalani pelatihan BAPOR. Dengan istirahat rasa letih yang dirasakan sudah mulai berkurang. Waktu menunjukan pukul 10 malam waktunya Kita untuk beranjak pergi menuju gedung Juang dengan membawa persediaan untuk pendidikan selama dua hari dua malam.

Dalam perjalanan menuju gunung Salak, Kita menggunakan kendaraan TNI dikarenakan jalan yang sangat curam dan ramai agar sampai ditujuan tepat waktu. waktu menujukan pukul pas jam 00.00 dini hari, Kita sampai di kaki gunung salak, negri Cibatok. Udaranya dingin sekali, tidak pernah aku merasakan dingin yang seperti ini sampai aku menggigil kedinginan.

Sambil mendaki Gunung Salak dan membawa peralatan yg di bawa rasa capek dan dinginpun saya lawan dengan api semangat yang membakar jiwa untuk menuntut ilmu.

Selama dua hari dua malam, saya dan kawan-kawan menjalani pelatihan BAPOR. Alhamdulillah ahirnya saya menjadi keluarga BAPOR KPBI. Lalu Kita bersiap-siap untuk pulang. Disaat menunggu mobil jemputan datang saya bercerita dengan BAPOR Habibah dengan nada bercanda. Saya sudah tidak membawa lagi uang lagi, uang saku kemarin yang dibawa sudah habis.

Tidak lama kemudian mobil jemputan datang dan Kita menuju ke gedung Juang. Selama perjalanan saya tertidur. Setelah sampai ditujuan pun terbangun. Ada rasa bingung dan sedih, karena Kita akan berpisah dengan kawan-kawan seperjuangan yang mengikuti pelatihan BAPOR yang berjumlah 42 orang.

Pelatihan BAPOR KPBI di Cibatok, Gunung Salak, Jawa Barat

Pukul 11.00 bis yang Kita pesan untuk pulang ke Sumatera sudah tiba, Kita langsung masuk ke dalam bis. Setelah saya berada di dalam bis, disaat itu juga saya dikagetkan ada salah satu BAPOR KPBI memberikan amplop berisikan uang. Lantas saya bertanya uang apa ini bung. lalu dia pun menjawab, uang ini kami dapat dari patungan kawan-kawan untuk membatu bung Budi buat pegangan selama diperjalanan.

Saya terdiam sejenak, dan saya berkata dalam hati, “Alhamdulillah ahirnya ada rezeki untuk saya jadikan pegangan selama perjalanan pulang”. Saya sangat salut dengan kepedulian kawan-kawan, dan saya rasa, saya telah  berhutang budi atas kepedulian kawan-kawan.

Perjalanan menuju pulang ke pulau Sumatera membutuhkan waktu kurang lebih satu hari satu malam, Alhamdulillah akhirnya saya pun sampai ke rumah dengan selamat. Keesokan harinya saya mulai masuk kerja seperti biasa. Dan saya tidak melihat keanehan dari manajemen dan perusahaanpun tidak mempermasalahkan kepergian saya kemarin mengikuti pendidikan yang sebelumnya tidak diperbolehkan. Setelah beberapa minggu bekerja, hari gajianpun datang, waktu itu tanggal 06 bulan September 2018.

Saya menerima slip gaji dan mendapati ada potongan gaji dengan dalih kekurangan jam kerja selama 4 hari sebesar 500.000 rupiah. Saya tidak mempersalahkan potongan gaji tersebut karena menurut saya ilmu yang  didapat dari pelatihan BAPOR kemarin lebih berharga dari uang gaji yang dipotong.

Di dalam cerita ini saya mendapatkan sebuah pesan seperti ini “berani berbuat harus berani mengambil resiko. Memang untuk mendapatkan yang kita inginkan itu penuh perjuangan. Sekali mengeluh kita akan hancur, “MELAWAN MEMANG PENUH PERJUANGAN. BERDIAM DIRI AKAN DAPAT PENINDASAN YANG BERKEPANJANGAN.” Tegas Budi.


Ditulis Oleh: Budi Yansah di Gunung Raja, Sumatera Selatan.