Konsolidasi BAPOR SERBUK Indonesia: Belajar dan Bergembira Bersama Alam.

 


Berangkat dari kegelisahan atas situasi yang membosankan dan terlalu banyak diam. Kami, Barisan Pelopor (BAPOR) SERBUK Indonesia mengisiasi konsolidasi yang kami kemas dalam acara camping bersama. Harapan dari kegiatan yang hanya dipersiapkan melalui tiga kali rapat koordinasi ini adalah menghidupkan suasana di sekeliling yang selama ini biasa-biasa saja.

Cipurut menjadi destinasi yang cocok menurut kami dengan kondisi alam yang masih asri dengan jalan yang cukup menantang. Sehingga membutuhkan upaya yang cukup ekstra dan ketahanan fisik yang prima, begitu juga sebuah kekompakkan tim untuk mengangkut perlengkapan yang sudah kita persiapkan.


Hari yang direncanakan telah tiba, (12/1) malam hari BAPOR menyiapkan segala kebutuhan. Dari mulai tenda, peralatan masak, kebutuhan logistik, dan lain sebagainya. Pagi hari sekitar pkl. 08.20 WIB, kami berangkat dari Sekretariat SERBUK Indonesia menuju Purwakarta dengan penuh keyakinan. Ada satu mobil untuk mengangkut perlengkapan, dan para peserta berangkat menggunakan motor yang berboncengan. Keberangkatan 25 BAPOR yang diawali dengan doa bersama untuk keselamatan dan kelancaran kegiatan ini dipimpin oleh Agil, seorang BAPOR dari SBA SERBUK PT. DNI.

Rombongan tiba di Cipurut setelah menempuh lebih dari satu jam perjalanan dari Karawang. Tidak lama kemudian mobil pengangkut perlengkapan dan logistik tiba. Dengan penuh semangat, Ahmad Sadeli BAPOR dari SERBUK SBA PT. MAI mengajak kawan-kawan lain untuk bergegas mengangkut perlengkapan. “Hayukk… kita bersama-sama keluarkan barang dari mobil, lalu mengangkut ini ke atas menuju tempat tujuan kita!” ucapnya.

Tenda yang berbobot lebih kurang 100 Kg diangkut secara kolektif menggunakan tandu yang dibuat sederhana dengan bambu oleh 4 BAPOR, Mugi dan Anwar di depan, kemudian Ahmad Sadeli dan Hendra di belakangnya. Tercerminkan semangat kekompakkan yang besar dari proses menganggut tenda dengan jalur menanjak sejauh 4 Km.


Sesampainya di tempat yang dirasa cukup ideal untuk membangun tenda yang cukup besar tersebut, kawan-kawan beristirahat sebentar. Kemudian dilanjutkan prosesi mendirikan tenda yang dilakukan secara bersama-sama . “Mari kawan-kawan kita berbagi tugas. Sebagian mendirikan tenda, dan sebagian lainnya menyiapkan makanan untuk makan siang setelah tenda sudah berdiri.” tegas Agil. Pkl 13.00 WIB tenda sudah berdiri dengan gagah, dan makanan sudah siap untuk disantap. Berteman suara gemericik air hujan yang mulai turun membasahi tenda, dan hawa dingin khas kawasan pegunungan, kami bersama-sama melahap makanan yang tersedia.

Perut kenyang pikiran tenang, karena makanan sudah kami habiskan. Begitulah kira-kira keadaannya. Aktifitas selanjutnya yang kami lakukan adalah berdiskusi bersama. Hujan mulai reda, membuat kami bisa berdiskusi di luar tenda. Diskusi pertama ini difasilitatori oleh Ketua DPO SERBUK Indonesia, Cahya Hermawan. Kami berdiskusi terkait penguatan organisasi. Dengan menempelkan kertas plano di batang pohon pinus, Cahya mengibaratkan sebuah organisasi seperti kereta api. Jika lokomotifnya berjalan, maka deretan gerbong yang dibawanya akan ikut berjalan pula. Tetapi pada kenyataanya, tidak semua gerbong dalam keadaan baik-baik saja. Ada saja gerbong yang bermasalah, dan tentunya menghambat perjalanan kereta untuk mencapai stasiun tujuan.”Kalo kita ibaratkan Federasi ini sebagai lokomotif, maka para basis (SBA) kita adalah gerbongnya. Nahh jika ada gerbong yang mengalami kendala seperti roda yang tersendat sehingga lajunya seperti terseret-seret oleh lokomotif, itu menjadi tugas kalian (BAPOR) untuk melakukan perbaikan.” jelas Cahya. Lebih lanjut lagi ia menjelaskan bahwa kerja BAPOR tentunya tidak sendiri, karena banyak kawan-kawan lain yang juga akan membantu. Karena karakteristik kaum buruh adalah bekerja secara kolektif. Di akhir sesi diskusi ini Cahya menjelaskan slogan terbaru SERBUK Indonesia adalah ‘Perkuat Perkawanan, Perhebat Perlawanan’, artinya dalam satu tahun ke depan SERBUK akan memaksimalkan memperkuat basis dan sekutu yang ada untuk membuat perlawanannya semakin hebat. Diskusi pertama ini selesai sampai menjelang magrib.


Kami buat satu tim bernama tim dapur. Tugasnya sederhana, menyiapkan makanan yang akan menjadi santapan bersama. Tim dapur ini dikomandoi oleh Hapid, dan beranggotakan Dani, Rizky, dan Untung. Keempat kawan kami ini menyelesaikan tugasnya dengan sempurna sebelum adzan isya berkumandang.

Setelah melahap habis makanan yang dibuat oleh tim dapur, kegiatan selanjutnya adalah refleksi perjalanan SERBUK Indonesia. Dalam sesi ini, bertindak sebagai pemateri adalah Ketua Umum SERBUK Indonesia, Subono yang memang menjadi salah satu pelopor pembentukkan Federasi pada tahun 2013 ini. Hujan deras menemani Beliau saat bercerita pengalamannya pertamakali mengorganisir kawan-kawan lain pada saat ia masih bekerja di pabrik. Sambil membagikan selebaran dan formulir pendaftaran untuk menjadi anggota serikat kepada kawan-kawan yang ia kumpulkan selepas pulang bekerja, ia juga menjelaskan sedikit pemahamannya soal organisasi serikat buruh. Selesai semua kawan-kawannya mengisi formulir pendaftaran yang kemudian dikumpulkannya, Beliau berkata “Oke kawan-kawan! Karena kalian sudah mengisi formulir ini, maka kalian harus bertanggungjawab. Karena saya tidak akan ikut-ikutan!” tegasnya. “Busett… elu yang ngajakin tapi elu ngak mau ikut-ikutan, elu gimana sih ?” tanya seorang kawannya. Kemudian Subono menjelaskan kepada semua kawan yang ada, bahwa dirinya tidak akan ikut-ikutan karena dirinya harus menjadi motor penggerak. “Artinya kawan-kawan yang mengisi formulir ini harus menjadi penggerak organisasi, tidak hanya ikut-ikutan saja kemudian membiarkan pengurus berjalan sendirian.” jelas Subono. 

Ada sebuah peristiwa yang luarbiasa, pada malam itu Bendahara Umum SERBUK Indonesia, Dicky Kastanya menghubungi kami bahwa ia akan menyusul ke tempat camping. Setengah tidak percaya kami mendapatkan kabar tersebut, mengingat hari sudah gelap dan medan untuk mencapai lokasi cukup licin di saat musim hujan seperti sekarang ini. Tetapi dengan keyakinan dan semangat yang penuh Dicky yang boleh dibilang usianya ‘pernah muda, ini sanggup melewati itu semua meski hanya seorang diri ia berangkat dari Karawang.


Sesi refleksi ini kemudian selesai tepat pada tengah malam. Kawan-kawan kemudian beristirahat di dalam tenda yang cukup untuk menampung seluruh peserta, tetapi sebagian kawan ada yang mengahangatkan diri di perapian dengan sedikit obrolan ringan dan beberapa cangkir kopi yang masih hangat. Kondisi di dalam tenda tak mau kalah, kawan-kawan yang sudah tertidur bersahut-sahutan mengorok layaknya sebuah kontes burung kicau.

Pagi hari tiba, dan kami bergegas menuju air terjun yang tidak jauh dari tenda tempat kami beristirahat semalam. Pagi ini kami berenang sekaligus mandi di bawah air terjun dengan air yang masih sangat jernih dan menyegarkan. Seperti hari sebelumnya, setelah dari air terjun kami membentuk tim dapur untuk menyiapkan sarapan. Selesai sarapan, agenda selanjutnya adalah permainan kelompok. Dalam sesi ini ada 2 permainan yang harus diselesaikan oleh para peserta, dan bertindak sebagai fasilitator adalah Agil. Permainan pertama adalah ‘BENTENG’, seluruh peserta dibagi menjadi 2 kelompok, dan dalam kelompok tersebut ada seorang Raja yang harus mereka lindungi. Pemenang dari permainan ini adalah kelompok yang berhasil merebut Raja kelompok lawan. Dua kelompok ini beradu strategi dan taktik dalam merebut Raja lawan. Hal ini membuat udara pagi pegunungan yang dingin berubah menjadi keringat yang bercucuran dari seluruh peserta permainan ini.


Selanjutnya adalah permainan ‘MENARA’ sama seperti permainan sebelumnya, seluruh peserta dibagi menjadi 2 kelompok. pemenang ditentukan dari kelompok yang terlebih dahulu menyelesaikan sebuah menara dan bertahan 10 detik. Permainan yang melatih kekompakkan sebuah tim ini akhirnya dimenangkan oleh tim kedua yang berhasil terlebih dahulu menyelesaikan sebuah menera di percobaan mereka yang keempat. Sesi permainan ini kemudian selesai dan seluruh peserta bersama-sama meneriakkan slogan SERBUK Indonesia pada tahun ini, “PERKUAT PERKAWANAN, PERHEBAT PERLAWANAN”.

Acara selesai, kami bergotong-royong merobohkan tenda dan merapikan seluruh perlengkapan yang ada untuk kami angkut turun menuju parkiran. Seluruh kegiatan berjalan lancar dan banyak pembelajaran yang kami bawa pulang dari kegiatan ini. Kami berdoa bersama untuk kebaikkan organisasi ke depan dan untuk hal-hal baik lainnya.

Ditulis oleh: Hendra, BAPOR SERBUK SBA PT. MAI.