Dian Septi Trisnanti: Perempuan Harus Kuat dan Berdaya!


 “Penghisapan oleh manusia atas manusia yang lain, terjadi di mana-mana, setiap saat; tak pernah libur,” tegas Dian Septi Trisnanti, Ketua Departemen Buruh Perempuan Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) pada sebuah diskusi bertajuk “Panggung Politik Perempuan Independen” di Sekretariat Serikat Buruh Kerakyatan (SERBUK) Indonesia.

Diskusi keliling basis perempuan tersebut menjadi menu utama Dian sepanjang Februari-Maret 2019 sebagai pemanasan menuju Peringatan Hari Perempuan Internasional (IWD). “Tahun ini konsolidasi besar dilakukan gerakan perempuan Indonesia untuk menyambut IWD dan serikat buruh menjadi salah satu unsur pentingnya,” ujar Dian.

Menurutnya, kaum perempuan, tak terkecuali di serikat buruh, menjadi bagian penting dalam perjuangan, tetapi tak jarang posisinya terpinggirkan. Termarjinalkannya posisi kaum perempuan tidak berdiri sendiri, melainkan memang bagian sejarang panjang,” Perempuan selalu ditempatkan sebagai warga kelas dua.” Inilah yang menjadikan Dian dan pimpinan serikat buruh menjadikan IWD 2019 yang bertepatan dengan tahun politik sebagai ajang konsolidasi untuk menguatkan posisi kaum perempuan. “Secara budaya dan politik, hambatan untuk menjadikan perempuan berdaya hancur kita hancurkan,” tegasnya. Untuk itu, buruh perempuan harus kuat dan berdaya.

Berkaitan dengan konsolidasi yang dilakukan di basis buruh perempuan SERBUK, Dian berharap akan menjadi agenda reguler yang terus dijalankan oleh organisasi melalui aktivitas-aktivitas sesuah IWD 2019. Nia, salah satu pengurus serikat buruh dari basis PT. Fuji Seat Indonesia menyambut baik rencana KPBI di masa mendatang. “Kami berharap konsolidasinya tak berhenti di IWD 2019 saja,” ujarnya. Menurutnya, persoalan buruh perempuan hanya akan dapat diselesaikan apabila buruh perempuan berdaya dan berjuang melalui serikat buruh. Persoalan cuti haid, cuti melahirkan, hak kesehatan reproduksi, dan jam kerja yang pendek harus terus diperjuangkan.