TOLAK REVISI UUK 13/2003 VERSI PENGUSAHA!

 


Kenyataannya, UUK 13/2003 memang sudah bolong-bolong sehingga selayaknya payung tak lagi bisa menjadi pelindung. Kalau panas kepanasan, kalau hujan yang bocor semua. Serba susah. Kenyataann ini memang menjadi dilema karena menimbulkan pro kontra ketika tuntutan revisi digulirkan.

Berbagai serikat buruh –termasuk SERBUK dan KPBI- tentu saja sepakat UU ini direvisi, tapi menolak kalau yang dipakai adalah paradigm pengusaha. Lalu, yang pragmatis bilang: gak papa direvisi asalkan menguntungkan pekerja. Itu tidak mungkin! Sebab, kalau insiatif datang dari majikan, sudah barang tentu akan berpihak pada mereka. Mengikuti saran dan kemauan mereka. Sebut saja isu yang sudah beredar: pengurangan pesangon, status PKWT semau pengusaha, dan masih banyak lagi.

Sialnya, Presiden Jokowi memberikan sinyal akan merevisi sesuai permintaan pengusaha. Lalu, Menteri Ketenagakerjaan (yang jarang berpihak pada tenaga kerja) mengamini dengan mengatakan UUK kaku seperti kanebo kering, harus dilenturkan!

SERBUK akan bersepakat dengan arahan dari KPBI untuk mempersiapkan perjuangan melakukan perbaikan regulasi yang berpihak terhadap buruh, bukan semata-mata karena urusan investasi.

1. Mengajak serikat buruh seluas-luasnya untuk mempersiapkan diri berkonsolidasi dalam perjuangan menolak revisi UUK versi Majikan. Konsolidasi terbuka pada gilirannya akan membuka tabir, mana serikat buruh yang pro anggota atau hanya jadi alat stempel penguasa.

2. Mempersiapkan naskah akademik, cukup satu naskah akademik yang mewakili gerakan buruh Indonesia. Selain menunjukkan bahwa kita satu suara, akan menutup peluang bagi asosiasi majikan untuk memecah kita.

3. Serikat buruh jangan terbawa pada permainan untuk hanya bereaksi atau merespon draf revisi yang beredar, akan tetapi membawa gagasannya sendiri mengapa UU dan permagangan perlu atau tidak perlu diubah.

4. Untuk menyusun argumen tertulis menyikapi UU dan magang, serikat buruh sangat perlu melibatkan para ahli, akademisi dan profesional yang relevan dan kompeten, serta berpihak pada buruh. Keterbukaan serikat terhadap kelompok itu diperlukan. Ada banyak orang yang akan bersedia membantu serikat buruh membangun argumen yang kuat.


SERBUK Indonesia akan bergerak bersama gerakan buruh Indonesia!