Koordinator Regional BWI Asia Pasifik, Apolinar Tolentino; ”Kami bersamamu!”

 


120 pekerja konstruksi di pembangkit listrik ‘PLTU Sumsel 1’ di Gunung Raja, di Sumatera Selatan Indonesia akan menggelar aksi mogok kerja pada 9-11 Maret 2020. Mogok kerja dilakukan sebagai tanggapan atas berbagai pelanggaran hak-hak pekerja, termasuk di bawah UMK, upah lembur yang tidak dibayar, penerapan sistem kerja kontrak yang melanggar hukum, tidak ada fasilitas kesehatan dan BPJS, dan praktik PHK illegal yang dilakukan sewenang-wenang. Para pekerja dipekerjakan oleh Guandong Power Engineering Co. Ltd, Company, anak perusahaan Energy China, sebagai BUMN milik China.

“Praktik ketenagakerjaan di lokasi ini sangat diskriminatif,” kata Sekretaris Jenderal SERBUK Indonesia Khamid Istakhori. “Pekerja China dibayar sekitar tujuh kali lipat dari pekerja Indonesia, meskipun bekerja setiap hari dalam kondisi yang sangat berbahaya,” lanjut Khamid. Pemogokan ini menjadi sinyal yang jelas bahwa pekerja tidak akan menerima perlakuan semacam ini lagi.

Pada Desember 2019 dan Januari 2020, para pekerja di Sumsel 1 tersebut sudah mengadukan permasalahan melalui Kepala Disnaker Kabupaten Muara Enim dan Korwil Pengawas Ketenagakerjaan Kabupaten Muara Enim sehubungan dengan kondisi kerja yang buruk. Pemerintah setempat, juga sudah memanggil perwakilan pekerja dan pihak perusahaan untuk dilakukan mediasi, tapi, pada kedua kesempatan itu perusahaan menolak untuk menghadiri pertemuan.

Saat ini, Indonesia berada di tengah-tengah ledakan proyek infrastruktur, namun lembaga keuangan internasional memainkan peran terbatas dan keuangan swasta bergerak untuk mengisi kesenjangan. Pada saat yang sama, serikat pekerja di seluruh negeri secara aktif menolak usulan UU Omnibus Law, yang akan merusak keamanan hidup pekerja dan menyebabkan upah yang lebih rendah dan serikat yang lebih lemah.


“Di seluruh wilayah kita melihat semakin banyak perusahaan konstruksi milik China memenangkan konsesi infrastruktur utama, seringkali mengatur keuangan mereka sendiri,” kata Koordinator Regional BWI Asia Pasifik Apolinar Tolentino. “Pada saat ini, tekanan upah dan kondisi yang menurun, dan penolakan untuk menghormati kebebasan pekerja untuk berserikat adalah bagian kunci dari keuntungan finansial mereka.”

“Pekerja Sumsel 1 yang berdiri mengambil sikap membela hak-hak pekerja tersebut, merupakan perjuangan yang sama seperti pekerja lain di seluruh wilayah Asia-Pasifik,” kata Koordinator Regional BWI Asia Pasifik Apolinar Tolentino.

“Kami ingin memperluas solidaritas kami yang mendalam kepada mereka karena menunjukkan keberanian yang luar biasa. Kami bersamamu!”