May Day 2020, Buruh di Karawang Gelar Aksi Simbolik!

 


Karawang – Tahun ini, Peringatan Mayday Federasi SERBUK Indonesia dipusatkan di Karawang (01/5), bersama dengan kawan seiring dalam perjuangan, yaitu Serikat Petani Karawang (SEPETAK) dan Kongres Aliansi Seluruh Buruh Indonesia (KASBI). Karena dunia sedang tidak baik-baik saja, ada pandemi virus Covid19 yang terus menguji kewaspadaan kita. Berbeda dengan peringatan tahun-tahun sebelumnya, yang diisi dengan longmarch dan rapat di depan istana negara, Peringatan Hari Buruh Internasional tahun ini diselenggaraan sangat sederhana, dengan membentangkan spanduk tuntutan dan pemasangan Baleho berisikan protes dan protes atas kebijakan pemerintah yang anti rakyat.

Menuntut pembatalan pembahasan Omnibus Law dan Menolak PHK adalah tuntutan utama yang disuarakan Federasi SERBUK Indonesia dan kaum buruh pada umumnya. Sebab, jika Omnibus Law sampai lolos menjadi Undang-undang, hasil jerih payah perjuangan kaum buruh selama ini, seperti jam kerja 8 jam, buruh tetap, hak pensiun, standart upah minimum dan perlindungan sosial lainnya bisa seketika sirna. Tentu kita tidak menginginkan itu.


Selain aksi menggelar spanduk dan Pemasangan Baleho, peringatan Mayday diisi juga dengan pembagian masker kain kepada masyarakat, sebagai bentuk solidaritas sesama rakyat. Perwujudan semangat Rakyat bantu rakyat. Seperti yang disampaikan Bung Subono, ketua umum Federasi SERBUK Indonesia “di tengah-tengah kesulitan kehidupan rakyat akibat pandemi dan himpitan kapitalisme. Dengan segala pembatasan jarak untuk memutus mata rantai wabah, hati sesama rakyat jangan juga menjaga jarak, justru sebaliknya harus semakin menyatu. Saling tolong. Saling bantu. Karena itulah solidaritas yang hakiki.” tegasnya.


Federasi SERBUK Indonesia merasa Mayday kali ini menjadi salah satu yang terberat bagi kaum buruh Indonesia. Bagaimana tidak, sampai dengan hari diselenggarakan hari raya pekerja ini, di negeri ini sudah lebih 2,8 juta buruh diPHK dengan dalih pandemi. Memang, tidak menutup mata bahwa ada perusahaan yang kesulitan mendapatkan bahan baku dan order produksi. Tapi, rasa-rasanya lebih banyak pengusaha yang mengambil momentum wabah Covid-19 ini untuk melakukan PHK sepihak.

Pendek kata, kaum buruh dan rakyat Indonesia, sedang diuji dengan dua hal, ganasnya pandemi dan brutalnya kapitalisme. Tapi, kita harus percaya tidak ada ujian yang tidak dimenangkan rakyat tertindas. Jangan berputus asa. Sebab sejarah telah memberi bukti.


***