MEMBANGUN SERIKAT BURUH YANG KUAT UNTUK PERUBAHAN

 


Serikat pekerja adalah kekuatan perubahan, demikian kata kunci yang disampaikan oleh Brother Marlon Quesada, Koordinator Program SASK Finlandia untuk Asia Tenggara dalam sebuah Workshop Online bertema Membangun kekuatan serikat pekerja: Bagaimana caranya dan bagaimana berstrategi dalam situasi yang menantang, pada Selasa, 9 Juni 2020.

Workshop dilaksanakan sebagai respon atas perkembangan pasar global, kemajuan teknologi, pandemi COVID-19, dan ekonomi yang mengalami perubahan sangat cepat baik di kawasan ASEAN atau internasional dan pada gilirannya menempatkan pekerja dalam situasi yang semakin sulit. Workshop yang diikuti berbagai serikat pekerja yang berafiliasi dengan PSI, BWI, ITF, dan IndustriAll Global Union tersebut juga merespon berbagai isu terkini di Indonesia seperti dampak Omnibus Law RUU Cipta Kerja yang sedang dalam pembahasan di parlemen. Serikat Pekerja di Indonesia menganggap RUU Cipta Kerja yang diusulkan Pemerintah tersebut, lahir karena desakan para pengusaha dengan tujuan untuk mempermudah masuknya investasi ke Indonesia. Bagi pekerja, RUU ini merupakan ancaman besar ini yang akan membahayakan kondisi kerja dan kekuatan ekonomi pekerja.

Sementara, kondisi serikat pekerja di Indonesia saat ini juga sedang mengalami masalah yang serius karena hanya sekitar 10% saja pekerja formal yang tergabung dalam serikat pekerja. Kondisi ini, secara langsung akan mempengaruhi daya tawar serikat pekerja di hadapan pemerintah dan pengusaha. Akibatnya, pemerintah dengan mudah memaksakan regulasi yang merugikan serikat dan di tempat kerja, serikat pekerja mengalami kesulitan merundingkan PKB dengan pengusaha. “Serikat pekerja di Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya harus kembali bekerja keras untuk memperbaiki kualitas dan kuantitasnya dan menjadikan kekuatan serikat Pekerja untuk menghadapi tantangan dan mampu melakukan perubahan,” tegas Marlon.


Karena itu, serikat pekerja perlu mengadopsi kekuatan serikat pekerja guna menghadapi tantangan dan Lebih lanjut, dalam presentasinya, Marlon menjelaskan bahwa serikat pekerja yang kuat, secara bertahap akan membangun kekuatannya di tempat kerja, pembangunan sektor industrinya, mendorong kekuatan di masyarakat, dan pada gilirannya akan memainkan peran pentingnya di level negara dan global. “Kuncinya tentu saja serikat pekerja harus terus menerus menambah jumlah anggotanya, membangun solidaritas bukan hanya pada sektornya, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya, dan mengubah perilakunya,” ujar Marlon.

Sekretaris Jenderal Federasi SERBUK Indonesia Khamid Istakhori yang juga terlibat dalam workshop tersebut memberikan pandangan akan pentingnya pembangunan ideologi bagi gerakan buruh. “Ideologi akan menuntun serikat buruh tetap berjalan pada jalurnya dan memberikan gambaran tentang masa depan yang hendak dicapainya,” ujar Khamid.

Tantangan gerakan buruh semakin besar, untuk itu semakin mendesak bagi serikat pekerja untuk semakin kreatif dalam menyusun agenda perjuangannya dengan tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip perjuangannya. “Tantangan terbesar yang saat ini dihadapi adalah mengembalikan minat pekerja untuk bergabung dengan serikat pekerja. Popularitas serikat pekerja yang semakin menurun, haruis segera diakhiri,” ujar Khamid.

Panjang umur solidaritas!