Menghidupkan Sekaligus Terus Melipatgandakan Marsinah

Oleh : Elin Hartini*

Di Gerbang pintu masuk KBN Cakung, seperi tahun-tahun sebelumnya, peringatan atas hari Marsinah diselenggarakan dalam tajuk 'Malam Renungan Marsinah'. Acara ini diselenggarakan dari kerjasama buruh perempuan KPBI dan berbagai buruh perempuan dari berbagai organisasi serikat buruh lain. Tahun ini tema yang digunakan adalah "Marsinah akan terus hidup dan Marsinah akan terus berlipat ganda". Puluhan perwakilan buruh dari Bekasi, Cakung, Jakarta, dan Karawang dengan khidmat menghadiri acaranya. 

Acara ini terasa sangat penting untuk kita peringati. Terutama sebagi pengingat jasa perjuangan Marsinah yang tak kenal lelah dalam memperjuangkan hak hak buruh. Bahkan hingga nyawa menjadi korban keganasan kekuasaan saat itu. 

28 tahun silam tepatnya. Tertanggal 8 Mei 1993 marsinah ditemukan sudah tak bernyawa di sebuah gubuk, di pematang sawah desa Jegong Nganjuk. Jenazahnya divisum Rumah Sakit, begitu banyak luka di sana. Marsinah dibunuh karena memperjuangkan Hak-hak yang seharusnya didapat. Hak, di negeri ini yang sungguh begitu mahalnnya. 

Siang yang terik. Tanggal 3 mei 1993 sekitar 150 dari 200 buruh pabrik arloji PT. Catur Putera Surya (PT.CPS) Siring, Porong Sidoarjo, Jawa timur, sedang menggelar Mogok Kerja menuntut kenaikan Upah dan Uang Makan. Dalam aksi mogoknya, 9 buruh dipanggil ke Koramil. Besoknya, pemogokan masih berlanjut di bawah pimpinan Marsinah. Seketika datang serangkaian intimidasi dari Danramil dan Polisi dengan mendatangi pabrik tempat dilaksanakannya mogok kerja. Lalu, tanggal 5 mei, sejumlah 13 buruh PT. CPS dipanggil Kodim. Selepas maghrib, demi untuk menuntut keadilan, Marsinah menyusul ke Kodim untuk mencari kawan-kawannya. Singkat cerita, tanggal 6 mei Marsinah tiba-tiba menghilang dan Dua hari setelahnya, mayatnya ditemukan. 

Marsinah adalah buruh perempuan yang cerdas. Tak hanya itu, ia juga berani dan gigih dalam memperjuangkan hak-hak buruh yang seringkali tidak mendapatkan pemenuhannya. Ia menolak mengalah begitu saja kepada nasib, meskipun ia lahir dari keluarga yang kurang mampu. Marsinah adalah salah satu contoh buruh perempuan yang menuntut hak dan keadilan untuk perjuangan klasnya. 

Lagi-lagi kecerdasan, keberanian, kegigihan dan semangat pantang menyerahnya menginspirasi kita sebagai buruh, terkhusus buruh perempuan. Kecerdasan dan keberanian itu menjadikan dasar kita sebagai buruh perempuan untuk mewujudkan kesetaraan dalam perjuangan tanpa memandang jenis kelamin atau latar belakang. Kegigihan dan semangat Marsinah mampu menjadikan nyala api perjuangan buruh perempuan tak akan pernah padam. 

Situasi hari ini, kita, buruh perempuan, menghadapi tantangan perjuangan pemenuhan hak yang masih sangat sulit untuk didapatkan. Sebutlah tempat kerja yang aman, bebas dari pelecehan, cuti haid, cuti melahirkan, dan hak-hak lainnya, yang tentu, terus akan kita perjuangkan.

Melanjutkan perjuangan Marsinah bisa kita mulai dengan terus menyalakan api perlawanan dan perjuangan terhadap penindasan para pemilik modal. Tentu saja dengan menggunakan serikat buruh sebagai wadah perjuangannya. 

Hari ini tentu tak berlebihan juga untuk kita katakan bahwa Marsinah akan terus hidup dan Berlipat Ganda. Menjadi begitu banyaknya angka yang akan menikam kekuasaan, tepat di jantungnya. 

*Penulis adalah departemen buruh perempuan SERBUK Indonesia