Detektif Conan: Kebenaran Tidak Penting!

Oleh : Khamid Istakhori*

/Catatan sebelum Jumatan/

Dalam sebulan ini, saya bener-bener menikmati tayangan detektif Conan pada sebuah televisi swasta, meskipun beberapa seri mengulang dari film lama; tetap saja menyenangkan. Namanya Meitantei Konan, yang juga dikenal sebagai Case Closed atau Detective Conan, dan komik versi bahasa Indonesia diterbitkan di Indonesia dengan judul Detektif Conan, merupakan sebuah seri manga shōnen Jepang bertema detektif yang ditulis dan diilustrasikan oleh Gosho Aoyama.

"Kebenaran" merupakan kata yang sering disampaikan oleh Conan ketika mengungkap kejahatan. Dalam salah satu episode, dia menyebutkan kalimat yang agak aneh menurutku, "Kebenaran tidak penting, yang terpenting adalah bukti."

Kalimat itu, nampaknya bersayap, tapi sebenanrnya menjadi "ruh" dari setiap episodenya. Alurnya gini, dalam mengungkap kejahatan, Conan tidak melulu terpaku pada kejadian utamanya, sebut saja dalam kasus pembunuhan pegulat, edisi 3 minggu lalu. Dia tidak fokus pada kematian pegulat, tapi dia mengambil langkah kuda dengan melihat "bukti tersembunyi" sangat sederhana yang ada di tangan pembunuh. Bukti-bukti itu, dia analisis sedemikian rinci, bahkan dengan rumus matematika. Yup, Ulala! Pembunuhynya tertangkap, pelakunya adalah orang terdekat si pegulat.

Nah, dalam kasus ini, pernyataan Conan menemukan konteksnya bahwa kebenaran itu tidak terlalu penting untuk diperdebatkan, tapi bukti-bukti yang menyertainya, dengan sendirinya akan mengarahkan kepada pelaku. "Semakin keras pelaku menyangkal, semakin terlihat motif di belakangnya," cetus Conan.

Meskipun kondisi ini agak berbeda dengan kasus korupsi di Indonesia. Dalam kasus korupsi Jaksa Pinangki atau tragedi TWK terhadap 75 Pegawai KPK misalnya, meskipun bukti2 sudah tampak sangat jelas, tapi kebenaran sesunguhnya tidak terungkap. Lebih jelasnya, tidak berani mengungkapnya. 

Bagi serikat buruh, ini juga jadi tantangan. Sebut saja kasus PHK pengurus. Bisa saja, pengusaha memPHK pengurus serikat buruh dengan alasan perusahaan rugi, padahal ketika ditelusur, sebenarnya ada alasan lain yang menjadi dasar utama PHKnya, misanya union busting. Advokasi dalam serikat buruh, selalu butuh langkah kuda untuk menemukan kebenaran tersembunyi, tidak sekedar berdebat kebenaran semata.

Selamat siang, selamat menyambut ibadah sholat Jumat yang penuh berkah.

***

*Penulis adalah Kordinator Departemen Pendidikan SERBUK Indonesia