Oleh : M. Husain Maulana*
International Youth Day (IYD) yang disebut juga Hari Pemuda Internasional ditetapkan pada tanggal 12 Agustus. Dimulai sejak tahun 1999 dan belum berhenti hingga sekarang.
Dunia, dalam konfrensi yang diselenggarakan oleh PBB itu, membutuhkan peran lebih dari kelompok masyarakat yang bernama pemuda. Di Indonesia, usianya diberikan rentang dari 18 - 35 tahun. Sebuah masa pertumbuhan terbaik, semangat murni yang menggebu, dan jiwa yang membara.
Pemuda memang banyak diagungkan sejarah. Benjamen Disraeli, penulis Inggris dari abad 19 awal itu, menuliskan bahwa hampir semua hal besar telah dilakukan oleh pemuda. Kemenangan revolusi prancis, gerekan pembebasan nasional di berbagai negeri. Tak terkecuali, para pemuda dari berbagai pulau, di hindia belanda waktu itu --yang memperjuangkan kemerdekaan.
Namun tentu bukan tanpa alasan, PBB berusaha membuat momentum IYD ini. Pemuda, di berbagai kawasan, tentu tidak seluruhnya dalam kondisi penghidupan yang baik. Beberapa dari kita menyebutnya ada tingkat kesenjangan sosial dan ketimpangan ekonomi yang ekstrim. Pun sistem ekonomi dan politik yang ada hanya berorientasi keuntungan modal dan individualis, keduanya bersatu untuk melanggengkan ini semua. Membuat mayoritas rakyat semakin terpuruk dalam jurang kemiskinan yang teramat dalam.
Beberapa tema besar coba diangkat oleh PBB. Urutannya dari 2014 - 2020 adalah berikut: Pemuda dan Kesehatan Mental, Keterlibatan Pemuda dan Masyarakat, Pemuda Membangun Perdamaian, Ruang Aman Untuk Pemuda, Transformasi pendidikan. Dan terakhir, Keterlibatan Pemuda untuk Tindakan Global. Tujuan dari beragam tema itu adalah menyerukan sumbangsih pemuda dengan kemampuan terbaik yang dimiliki untuk mencapai peran aktifnya pada kemakmuran.
Pada tahun 2021 ini PBB mengusung tema “Transforming Food Systems: Youth Innovation for Human and Planetary Health." Terjemahannya kurang lebih "Transformasi Sistem Pangan: Inovasi Pemuda untuk Kemanusiaan dan Kesehatan Dunia. Tema ini cukup kontekstual mengingat keganasan pandemi covid 19 dengan berbagai variannya yang belum berhenti dan pentingnya kesehatan serta solidaritas kemanusiaan.
Namun apa saja yang coba dislogankan dengan berapi-api sekalipun bisa hanya bernasib seperti itu saja, sia-sia. Pemuda serupa pohon tinggi menjulang. Prinsipnya menjelma akar yang berusaha kuat mencengkram tanah, batang dan daunya, seperti lika-liku hidupnya yang terus diterpa angin. Ia bisa bertahan dengan segala kemampuan terbaik yang dimiliki, namu ia bisa juga, tercerabut.
Building Wood and Worker International (BWI) sebagai serikat buruh global tidak menutup mata dengan berbagai situasi kepemudaan ini. Sepanjang tahun, perjuangannya untuk pemuda, khususnya pekerja muda, di seluruh dunia semakin menunjukkan progres dan capaian yang menjanjikan. Setiap bulan juli, serikat buruh anggota BWI di berbagai kawasan diinstruksikan untuk menyelenggarakan berbagai program dan kegiatan kepemudaan. Nantinya, berbagai representasi ini nanti akan diundang dalam menyampaikan kampanye, solidaritas, saling berdiskusi untuk pekerja muda secara global.
Tahun ini BWI mengusung tema "Get Ready To The Future: Invest Now In Skill Training" Terjemahannya kurang lebih, "Bersiaplah Untuk Masa Depan: Investasi dalam pelatihan ketrampilan sekarang". Tema ini diusung untuk mempersiapkan berbagai kecakapan pekerja muda dalam menyambut hari esok.
Di Indonesia, SERBUK sebagai Serikat buruh anggota BWI mengikuti dengan semangat yang tinggi atas arahan tersebut. SERBUK memberikan instruksi kepada seluruh anggotanya untuk membuat aksi simbolis dari pabrik-pabrik. SERBUK mengadakan Workshop dan berbagai diskusi. SERBUK mengajak jejaringnya Kanal Muda untuk berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan solidaritas Sosial. Serta memproduksi karya kebudayaan dalam bentuk film untuk mengenang kawan Riko, salah satu tokoh muda yang menginspirasi kita semua dengan aksi bersepeda menolak omnibus law sejauh 550 km dari Jogja ke Istana Negara.
SERBUK merefleksikan banyak hal dalam momentum IYD 2021 ini. Pemuda, khususnya pekerja muda, adalah aset perjuangan yang penting. Pemuda menghadapi berbagai masalah lapangan pekerjaan serta hubungan produksi yang timpang dan tidak adil, serta hak atas pendidikan layak yang tidak terpenuhi. Pemuda dijauhkan dari akses pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya berserikat. Dalam bahasa Marx, pekerja muda ini teraleinasi atau terasingkan dengan kenyataan serta perjuangannya. SERBUK, dalam catatan setahun ini, mengalami berbagai kasus PHK dan pemberangusan serikat. Hal ini tidak bisa terus menerus didiamkan. Propaganda yang luas, Pendidikan yang tepat, organisasi yang kuat, dan mobilisasi yang hebat sudah menjadi keharusan untuk semakin direncanakan dan dijalankan dengan massif.
Empat seruan di atas adalah pekerjaan yang penting. Pemaparannya adalah sebagai berikut. Propaganda dalam artian mengajak keterlibatan massa luas, terutama yang belum terorganisir, pada perjuangan dalam berbagai media yang bisa digunakan. Pendidikan dalam artian penciptaan ruang belajar dan perspektif secara tersistematis, terprogram, dan berkelanjutan. Lalu organisasi yang semakin dikuatkan mekanismenya, kepemimpinan, serta kolektivitasnya. Dan mobilisasi dalam berbagai bentuk aksi dan kampanye yang semakin inovatif dan memenangkan perjuangan.
Namun lebih lanjut, memang banyak jalan menuju roma. Dan banyak masalah juga yang harus dihadapi untuk menuju ke sana. Pemuda, dalam hal ini, seringkali juga mengalami masalahnya sendiri.
Saya berusaha menggarisbawahi masalah tambahan itu pada masalah keterasingan dan masalah kepercayaan diri. Jim Morrison, legenda the doors itu menuliskan lirik, People are strange when you're a stranger. Orang-orang menjadi asing ketika kita adalah orang asing. Sementara itu, The Beatles dalam lagunya yang berjudul Help! menuliskan lirik berikut ini,
When I was younger, so much younger than today
I never needed anybody's help in any way
But now these days are gone, I'm not so self assured
Ketika aku masih muda, jauh lebih muda dari hari ini
Aku tidak pernah membutuhkan bantuan siapa pun dengan cara apa pun
Tapi sekarang hari-hari telah berlalu, aku begitu tidak percaya diri
Pemuda butuh diselamatkan. Dikuatkan pijak langkahnya. Dijaga dalam perjuangannya untuk bisa bernafas panjang. Maka pemuda harus lebih banyak belajar, melibatkan diri dalam berbagai perjuangan secara aktif, dan menyiapkan hari esok dengan berbagai kecakapannya, sebagaimana tema IYD 2021 yang diusung oleh BWI.
Haruki murakami, pada pembuka novel pertamanya "Hear The Wind Sing" menuliskan bahwa ketika pemuda, selama punya sikap untuk mau belajar dari berbagai hal, maka menjadi tua tentu tidak begitu terasa menyakitkan. Murakami juga menambahkan lagi bahwa pemuda itu akan tetap dan selalu memiliki usahanya, "Yang aku maksud dengan usaha adalah sesuatu yang punya tujuan dan dilakukan dengan daya juang tinggi."
Teruslah bersemangat pemuda. Teruslah berani. Nietzsche mengatakan kebijaksanaan tertinggi adalah untuk tidak merasa takut. Terus hadapi masalah di hadapanmu. Kurt Cobain menyerukan, "The duty of youth is to challenge corruption." Tugas anak muda adalah melawan korupsi. Baik korupsi secara ekonomi, maupun korupsi yang merampas kesadaran kritis kita bersama.
Satu hal lagi, saya sering menyamakan pemuda dengan rock and roll. Band idola saya sepanjang masa, Iron Maiden, lewat sang front man, Bruce Dickinson, mengatakan, “Rock 'n' roll itu hidup, bernapas, dan jika kau meletakkannya di museum, maka itu akan mati. Dan Hal itu sangatlah buruk." Sama halnya dengan pemuda. "Pemuda itu hidup, bernapas, dan jika kau meletakkannya pada sebatas kata-kata saja, maka itu akan membuatnya mati. Dan Hal itu sangatlah buruk.
Sembari mendengarkan lagu Run To The Hills, saya ingin menutup ini dengan ajakan untuk kita semua semakin mengobarkan semangat lagi. Melawan segala bentuk hal yang membuat kita, para pemuda, terbelenggu dan tak bisa berbuat apa-apa. Salah satu penggalan lirik tersebut mengatakan, "We fought him hard, we fought him well." Kami melawannya dengan keras, kami melawannya dengan baik.
Pemuda sudah ditakdirkan sejarah untuk menjadi pemenang. Mari kita menjadi bagian dari sejarah tersebut.
***
*Penulis adalah kordinator departemen Media dan Propaganda SERBUK Indonesi
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.