Negara dan Pemodal: DNA Penindas!

Jumat pagi, 18 Februari 2022 kembali melakukan aksi ke Kedutaan Kerajaan Kamboja di Jakarta. Afiliasi IUF Global Union, FSPM dan FSBMM melakukan aksi global bersama afiliasi di berbagai negara untuk kembali mendatangi Kedutaan Kerajaan Kamboja di berbagai negara.

Aksi kedua dilakukan sebab sesudah aksi pertama yang terjadi pada 7 Februari 2022 tidak mendapatkan respon yang baik. Kabar dari Kamboja justru berlaku sebaliknya, jumlah pemimpin serikat pekerja di Nagaworld, Hotel Kasino bertambah menjadi 11 orang. Penangkapan terjadi sebagai respon balik pengusaha dan kepolisian terhadap aksi mogok kerja serikat pekerja sesudah 1300 pekerja di hotel tersebut dipecat dengan alasan pandemi Covid-19. 

Husni Mubarak, Presiden FSPM menyebutkan bahwa penangkapan pengurus serikat pekerja merupakan cara yang biadab dan melanggar HAM. Sementara Dwi Haryoto, Presiden FSBMM menyebutkan bahwa perjuangan di Kamboja adalah perjuangan universal di muka bumi. "Solidaritas adalah kekuatan serikat pekerja di manapun berada," tegas Haryoto. 

Kondisi di berbagai negara mengalami penurunan yang sangat drastis, baik kesejahteraan, kesehatan, maupun kebebasan berserikat. Dengan alasan pandemi Covid-19 pemerintah di berbagai negara melakukan upaya pemangkasan kesejahteraan kelas pekerja. Kebijakan yang anti buruh diambil sebagai bentuk keberpihakan kepada pemilik modal. Pada posisi sebaliknya, ketika serikat pekerja melakukan perlawanan untuk mempertahankan hak-haknya, aparat keamanan akan melakukan represi. 

Dalam aksi kali ini, kembali FSPM dan FSBMM menyerahkan surat desakan kedua kepada Pemerintah Kerajaan Kamboja untuk segera mengambil langkah-langkah nyata mengakhiri konflik ketenagakerjaan di Kamboja. Sikap tegas pemerintah penting untuk menunjukkan pembelaan terhadap pekerja sesuai konstitusi. Tanpa langkah nyata tersebut, semakin nyata bahwa kolaborasi negara dan pemilik modal merupakan DNA penindas yang sebenarnya. (Khi) 

Amandla!