Akhir Dari Perjuangan Bonus Akhir Tahun

Oleh: Firman Setiadi*

Kami para pekerja sudah bekerja maksimal dari awal bulan Januari sampai akhir November 2021 untuk terus meningkatkan keuntungan perusahaan. Kami para pekerja juga sudah berkorban demi keberlangsungan produksi. Kami membeli kebutuhan produksi menggunakan uang kami dahulu pada saat shift malam dan besok paginya baru kami minta penggantian uang tersebut. Hal itu semua kami lakukan agar produksi bisa terus berjalan.

Keuntungan perusahaan sangat besar. Hal itu terlihat dari kenaikan produksi. Selain itu, perusahaan juga melakukan saving dana yang seharusnya dibelikan plastik sampah bisa ditekan karena perusahaan menjahit karung sampah sendiri dari karung bekas bahan baku. Jadi perusahaan tidak perlu mengeluarkan dana untuk plastik sampah.

Melihat keuntungan perusahaan yang begitu besar, kami dari serikat pekerja bersepakat untuk meminta bonus akhir tahun. Nominalnya sudah kami sepakati bersama dengan anggota yang besarannya Sepuluh juta Rupiah. Menurut kami, besaran yang kami minta kepada pengusaha itu terbilang sangat realistis dengan melihat keuntungan perusahaan saat itu. Dan kami pengurus serikat pekerja mengajak Manajemen perwakilan perusahaan untuk berunding. Hasilnya, terjadi perundingan ke-1 dikala itu, tertanggal 1 desember 2021.

Kita semua tahu perusahaan sedang untung, tapi perusahaan selalu berdalih perusahaan sedang merugi. Mereka beralasan sedang banyak pengeluaran untuk keperluan produksi. Mereka juga beralasan untuk bayar hutang perusahaan. Kita memperhatikan dengan perasaan dongkol melihat Manajemen mengatakan itu semua di tengah perundingan. Meskipun ada pendingin ruangan, suasana tetap terasa panas. Dan karena saat itu juga waktu sudah menunjukan pukul 17:00 WIB dan masih belum ada kesepakatan antara kedua belah pihak, maka kami menyudahi perundingan di hari itu.

Setelah perundingan itu kami mengadakan rapat dengan anggota dan menghasilkan sebuah kesepakatan bersama. Keputusan kami saat itu sudah bulat. Jika tuntutan kami tidak dipenuhi oleh perusahaan, maka kami akan melakukan mogok kerja spontan. 

Lalu tibalah perundingan ke-2 pada tanggal 8 Desember 2021. Kami langsung saja menanyakan yang menjadi tuntutan kami. Kami menegaskan kepada manajemen jika tuntutan kami tidak dipenuhi maka kami akan melakukan mogok kerja spontan. 

Memang dasar kepala batu! Manajemen tetap ngotot tidak mau memenuhi apa yang menjadi tuntutan kita. Dan seperti yang sudah kami katakan, akhirnya mogok kerja pun terjadi di hari itu. 

Pada saat kami melakukan mogok kerja, manageman menemui pengurus dan anggota serikat pekerja. Manajemen mengancam kami akan memberikan Surat Peringatan Ke-3 (SP 3). Di situ kami tidak goyah sama sekali. Kami tetap melakukan mogok kerja dan kami tidak membiarkan semua Manajemen pulang. Kami menutup gerbang pabrik dan memarkir motor di depan gerbang karena saat pemogokan berlangsung, Manajemen tidak mau mengajak berunding. 

Tibalah saat Manajemen mulai merasa gusar. Tepal pukul 23:00 WIB, Manajemen memanggil kami untuk melangsungkan perundingan. Dan di situ terjadilah kesepakatan bersama. Kesepakatannya yaitu apa yang menjadi tuntutan kami dipenuhi oleh perusahaan. Bonus akhir tahun 2021 sebesar Sepuluh juta rupiah akhirnya diberikan. Selain itu, pengurus atau anggota yang tidak masuk kerja karena mogok tidak jadi diberikan SP 3. Bahkan pekerja di shift 2 dan 3 diliburkan hari itu juga.

Senjata terkuat buruh itu adalah kekuatan kolektifitas. Buruh sudah ditakdirkan untuk itu. Berani berjuang pasti menang! 



*Penulis adalah anggota SBA SERBUK PT DNI