May Day Pertamaku

Oleh: Andi Hidayat*

Ini adalah cerita pengalaman May day pertama bagi anak-anak dari pengurus Federasi SERBUK Indonesia. Mereka adalah Meilani putri yang merupakan putri dari Subono, Keyla dan Kanira yang merupakan putri dari Ratno, serta Suci yang merupakan putri dari Yanto Sugianto. 

Berawal dari pertanyaan Meilani putri pada hari ulang tahunnya yang ke-12. Ia diberikan hadiah kaos warna orange dengan tulisan May Day 2022 oleh ayahnya. Lalu ia bertanya dengan polos, May Day itu apa sih? Demo ya, Pa? Nanti kalo demo bagaimana anak-anak seumuranku jika mau ikut pa? 
Pertanyaan meilani juga senada dengan Suci dan Kanira yang juga penasaran apa itu May Day. Akhirnya, Meilani mengajak Dua temannya itu untuk ikut memperingati May Day dan dilanjutkan dengan meminta ijin kepada orang tuanya untuk bisa ikut terlibat. 

Sabtu 14 Mei, pagi-pagi sekali mereka sudah datang ke sekretariat Federasi SERBUK Indonesia bersama orang tua tercintanya. Wajah mereka nampak begitu riang. Lalu, pukul 8 pagi, kami semua berangkat ke Jakarta untuk memperingati hari buruh sedunia atau biasa kita sebut May Day. 

Sesampainya di sana, Meilani dan kawan-kawannya menikmati acara tersebut. Mereka berfoto bersama, bertemu banyak orang, dan melihat para pimpinan serikat menyampaikan aspirasi di mobil komando dan juga di panggung aksi. Lokasi aksi ini berpusat di DPR RI dan dilanjutkan Longmarch ke Gelora Bung Karno (GBK). 

Menjelang petang, sekitar pukul Sembilan malam, masa aksi dari Federasi SERBUK Indonesia telah sampai Karawang. Setibanya di Sekretariat, kami bertanya bagaimana kesan pengalaman May Day pertama pada anak-anak kecil ini. Meilani mengatakan bahwa kesan dan pengalamannya capek tapi seru, karena sambil liburan. Sedangkan Suci kesannya pada May Day pertama ini adalah banyak menemukan hal baru, meskipun juga capek tapi tapi asik. Keyla kesannya capek muter-muter tapi rame. Dan Kanira kesannya capek, tapi jadi mengerti bahwa May Day itu adalah hari peringatan penting bagi pekerja. 

Pengalaman di atas merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan May Day kepada anak-anak sebagai generasi muda untuk agen perubahan di masa yang akan datang. Penting bagi buruh yang sekaligus menjadi orang tua untuk mengenalkan hari buruh kepada anak-anaknya supaya mereka tahu dengan terlibat langsung. Tidak sekadar hanya dengan cerita dan sejarah semata. 

Sedikit Soal sejarah May Day

May Day merupakan Hari Buruh Sedunia. May Day adalah hari di mana para pekerja atau buruh di seluruh dunia menggelar aksi untuk memperingati perjuangan 8 jam kerja dan menyampaikan tuntutan kepada pemerintah. Melansir dari berbagai sumber, hari buruh di Indonesia sudah dimulai sejak era kolonial Hindia Belanda.

Peringatan ini dimulai tanggal 1 Mei 1918 oleh Serikat Buruh Kung Tang Hwee. Berawal dari tulisan Adolf Baars, seorang tokoh sosialis Belanda yang mengkritik harga sewa tanah milik kaum buruh yang terlalu murah untuk dijadikan perkebunan. Selain itu, Baars juga mengungkapkan bahwa kaum buruh bekerja keras tanpa upah yang layak.

Setelah peringatan 1 Mei, buruh kereta api mengalami pemotongan gaji. Kemudian, mereka melakukan aksi mogok, namun diancam pemecatan apabila tidak segera kembali bekerja. Pada tahun 1926, peringatan Hari Buruh ditiadakan.

Kemudian pada 1 Mei 1946, Kabinet Sjahrir memperbolehkan perayaan ini. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1948 mengatur bahwa setiap 1 Mei, buruh boleh tidak bekerja. Undang-undang tersebut juga mengatur perlindungan anak dan hak perempuan sebagai pekerja.

Pada 1 Mei 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan hari buruh sebagai hari libur nasional. Dari tahun ke tahun, 1 Mei selalu menjadi ajang buruh untuk menuntut hak-haknya, mulai dari upah yang pembayarannya tertunda, tuntutan untuk jam kerja dan upah yang layak, Hak cuti hamil, Hak cuti haid, dan Hak mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR). 

Terus berjuang kaum buruh sedunia! 

Catatan May Day 2022

*Penulis adalah Komite Pekerja Muda Federasi SERBUK Indonesia