Pekerja Muda: Berdaya dan Bisa!

 

Edited by canva.com

Oleh: Zaenal Arifin*

Pekerja muda yang tergabung dalam tiga federasi di Indonesia yang berafiliasi dengan Building and Woodworkers’ International Glonal Union BWI), yakni Federasi Kehutanan, Industri Umum, Perkayuan, Pertanian dan Perkebunan (HUKATAN), Federasi Kebangkitan Buruh Indonesia (FKUI), dan Federasi Serikat Buruh Kerakyatan (SERBUK) Indonesia berkesempatan mengikuti pelatihan pekerja muda. Pelatihan tersebut diadakan di Hotel Sofyan, Cikini, Jakarta Pusat, selama tiga hari pada 17-19 November 2022.

Saya berkesempatan menjadi Co-Fasilitator dalam beberapa sesi di pelatihan sehingga memiliki cukup waktu untuk berinteraksi dengan peserta. Peserta yang hadir dari berbagai kota di Indonesia sangat antusias mengikuti seluruh agenda pelatihan. Mereka berasal dari Kalimantan Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Banten dan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.

Selain peserta, para narasumber yang hadir juga mewakili pimpinan nasional dari Tiga federasi, antara lain: Parulian Sianturi (HUKATAN), Mariho Nainggolan (FKUI), dan Husain Maulana (SERBUK). Mereka menyampaikan materi-materi dasar dan pengenalan struktur serikat pekerja, Statuta, dan kampanye media untuk pekerja muda.

Hari pertama diawali dengan perkenalan. Nursama Marpaung (Ketua Umum HUKATAN) hadir untuk memberikan sambutan. Dalam sambutannya, Nursama menceritakan keberadaan afiliasi BWi dan harapan untuk bekerja bersama dalam agenda penguatan pekerja muda di waktu mendatang. Sesi berikutnya, Khamid Istakhori (Regional Programme Officer – BWI Asia Pacific) menyampaikan materi terkait kebijakan umum di BWI terkait pekerja muda, pengorganisasian, dan sikap BWI dalam melawan diskriminasi dan pelecehan. Penutup hari pertama adalah Fritz Simon Saortua dari Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia.

Hari kedua, saya menjadi Co-Fasilitator untuk tiga pemateri dari pimpinan federasi. Parulian Sianturi mengajak peserta membongkar ulang pemahaman mengenai Undang-Undang 21/2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh. Peserta juga diperkenalkan dengan BWi sebagai afiliasi Internasional. Marihot Nainggolan menyampaikan materi mengenai statute dan menjembatani diskusi peserta terkait hak dan kewajiban anggota, mekanisme, dan struktur dalam serikat pekerja. Husain Maulana menjadi pemateri terakhir yang berksempatan mempresentasikan mengenai media dan kampanye serikat pekerja.

Hari terakhir, suasana menjadi lebih santai dan akrab karena peserta sudah saling mengenal. Panitia membagi peserta berdiskusi kelompok berdasarkan asal federasi dan mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan rencana kerja bersama yang akan dikerjakan pada 2023. Setelah hasil diskusi kelompok dipresentasikan, beberapa kesimpulan disepakatai sebagai rekomendasi untuk dibahas dalam rapat antara BWI dengan para pimpinan federasi.

Sisi lain yang membuat saya terkesan saat membantu menjadi Co-Fasilitator adalah ketekunan pekerja muda untuk belajar hal-hal baru, berbagi pengalaman di tempat kerja atau wilayah pengorganisasian mereka, serta kemauan untuk menemukan strategi baru yang lebih efektif dalam penguatan serikat pekerja. Awalnya, ketika saya ditawari untuk menjadi Co-Fasilitator, saya ragu. Namun, dengan berbagai persiapan dan diskusi mengenai sesi pelatihan, target, dan pentingnya acara tersebut, saya memberanikan diri mengambil peran tersebut. Bagi saya, ini merupakan pengalaman yang mengesankan.

Poin penting lain yang perlu saya sampaikan adalah penting pembibitan pekerja muda sebagai calon pemimpin di masa depan bagi serikat pekerjanya. Pemuda, adalah kunci untuk perubahan di dalam tubuh serikat pekerja, seperti yang pernah digaungkan Soekarno, "Beri aku seribu orang tua, niscaya akan aku cabut Semeru dari akarnya, beri aku sepuluh pemuda, maka akan aku goncangkan dunia!" Pesan Soekarno menjadi fundamental bagi pekerja muda: kalau mereka berdaya, tentu akan bisa mengagendakan perubahan.


*Penulis adalah Ketua SBA SERBUK BMJ dan juga Ketua Departemen Advokasi di Federasi SERBUK Indonesia