Solidaritas itu berputar, kita atau mereka duluan yang kena!

Catatan: Khamid Istakhori

Kolase foto ini, sengaja saya bikin untuk memberikan dukungan kepada Haris-Fatia. Tapi, sebenarnya lebih menjadi semacam penanda, tentang pertemanan dan tentang relasi dengan sesama, yang kemudian kita menyematkan sebagai satu kata manis: kawan!

Foto pada kanan bawah adalah jepretan kamera handphone di PN Jaktim (8 Juni 2023) ketika kawan-kawan SERBUK hadir bersolidaritas dalam persidangan. 3 foto lainnya, hasil rekaman peristiwa pada 23 September 2013. Tiga foto tersebut mewakili sebuah peristiwa ketika buruh-buruh pabrik di Karawang dalam aliansi TABUR (sebelum SERBUK terbentuk) mengalami represi dari aparat kepolisian. Menerima tembakan gas air mata, dan entah bagaimana ceritanya, pecahan peluru menyasar pelipis kawan kami Setiyadi dan Akbar, 2 buruh peserta aksi. Penembakan oleh satuan polisi dari Polres Karawang, merupakan respon kejengkelan mereka karena kami aksi di depan pabrik produsen jok mobil dengan memblokir gerbang. Bisa diduga, pasokan terhenti dan mesin juga setop. Antrian truk mengular memacetkan kawasan industri.

Karena marah, polisi menembaki kami dengan membabi buta. Terjadilah peristiwa berdarah itu. Selanjutnya, cerita bergulir begitu cepat. Setelah mengungsi di Kantor DPRD Karawang, kami ditelepon oleh kawan-kawan Kontras Jakarta. Melalui serangkaian diskusi, kami kemudian menggalang aksi-aksi tekanan kepada perusahaan Jepang tersebut. Kontras membantu investigasi dan melaporkan ke Propam Mabes Polri. 

Tekanan berhasil. Bos pabrik mengajak kami negosiasi dan memenuhi hampir semua tuntutan kami. Polres Karawang juga menerima tekanan besar kala itu. Kami kemudian mengetahui, peristiwa itu menyebabkan gelombang mutasi lumayan besar. Banyak yang dipindahtugaskan ke daerah lain. Sesekali, kami bertemu dengan beberapa polisi yang dipindah bertugas ke pinggiran Karawang. Mereka bilang, sekarang kami bertugas di daerah kering.

Saat diskusi di Karawang pada 4 Juni 2023, kami bernostalgia. Ternyata, saat penembakan itu terjadi, Haris Azhar menjabat sebagai koordinator Kontras, Fatia mungkin masih mahasiswa. “Saya masih junior,” celetuk Fatia dari pojokan.

Bersolidaritas itu penting karena kita tak pernah tahau, masalah apa yang menimpa kita. 10 tahun lalu, kami dibantu Kontras dan hari ini kami bersolidaritas terhadap Haris dan Fatia. Beberapa kawan, pelaku sejarah 10 tahun lalu itu, sekarang sudah tampil menjadi pemimpin di SERBUK. 


Tetap semangat!