Rakernas Federasi SERBUK 2024: Perbanyak Pendidikan, Perkuat Pengorganisasian!

Seseorang pernah berkata, “Organisasi tanpa pendidikan hanyalah sekawanan gerombolan, tanpa tujuan.”

Bandung (23-24/3/24), dipenuhi kendaraan yang intens di jalanan, bertempat di sekitaran Dago, Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Federasi SERBUK diselenggarakan. Adi Pratomo, Ketua Umum Federasi SERBUK, menegaskan dalam sambutannya, “Rakernas yang keempat dalam periode ini adalah momen penting bagi SERBUK untuk berbenah dan mengisi amunisi serta menambah kekuatan untuk capaian-capaian penting mendatang.”

Hadir dalam Rakernas ini adalah jajaran komite eksekutif Federasi, Dewan Presidium, perwakilan pimpinan Komite Wilayah SERBUK dari Jawa Barat, Jawa Tengah–DIY, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, dan Jambi, serta undangan afiliasi dan mitra internasional dari BWI dan SASK. 

Rakernas berjalan secara dinamis dengan pembahasan yang terarah dan tersistematis. Perdebatan dan pendiskusian dilalui peserta Rakernas dengan argumentasi dan perspektif yang ditujukan untuk menguatkan Federasi SERBUK ke depan. Laporan tahun 2023 dan Rencana Program Kerja 2024 dari departemen-departemen di jajaran komite eksekutif juga diuraikan secara mendalam agar organisasi memiliki evaluasi dan catatan-catatan penting guna mencapai target yang telah diputuskan dalam Kongres. 

Selain laporan dan rencana program kerja, dalam Rakernas ini, Federasi SERBUK juga menyoroti perkembangan situasi ekonomi politik global dan nasional yang menjadi perhatian penting dalam merumuskan strategi yang tepat bagi organisasi. Secara umum, krisis imperialisme dan kondisi melemahnya gerakan rakyat pada waktu belakangan ini telah memberikan perhatian yang besar bagi klas pekerja untuk menyikapinya, terutama bagi organisasi serikat pekerja. Seperti pepatah lama dalam dunia gerakan rakyat bahwa ‘Faktor internal menentukan dan faktor eksternal memengaruhi’ tak pelak menjadi situasi yang membuat Federasi SERBUK harus menentukan langkah yang jitu dalam merespon keadaan yang saat ini tengah berlangsung. 

Sikap Federasi SERBUK secara internal dalam hal ini adalah dengan merumuskan prioritasnya dalam mensistematiskan kerja-kerja pendidikan yang telah dimulai. Hal tersebut diskemakan dalam cikal-bakal sekolah buruh dari organisasi yang berangkat dari kurikulum yang terperinci. Di samping itu, penguatan dan perluasan organisasi melalui kerja-kerja pengorganisasian juga menjadi perhatian utama, mengingat antusiasme dari pekerja-pekerja yang bergabung dengan SERBUK di tahun 2023 dan potensi yang besar dari kontak-kontak yang akan segera bergabung. Lalu, program advokasi terpadu dan advokasi kebijakan yang telah dilakukan SERBUK dan terintegrasi dengan kerja pendidikan dan pengorganisasian ini menjadi penting untuk terus ditingkatkan. Tidak lupa, iuran 1% dari Serikat Buruh Anggota (SBA) juga terus didorong dan dipertegas karena ini, dalam bahasa Ketua Umum Federasi SERBUK, adalah aliran darah yang menghidupkan tubuh organisasi serikat buruh. 

Rakernas ini akhirnya menjadi mekanisme yang penting bagi organisasi untuk terus dikawal agar ‘on track’. Tanpa mekanisme, tanpa pendidikan, dan tanpa pengorganisasian, organisasi serikat pekerja boleh dibilang tak ubahnya sekawanan gerombolan yang hanya melihat perang yang tidak akan pernah ia menangkan. 

Hidup buruh, yang belajar dan aktif berorganisasi! (Mh)